BERITA JAKARTA – Berita duka hari ini, sangat memukul partai politik yang kadernya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tentu saja jadi pertanyaan, kok bisa sampai ditangkap KPK? Disinilah dibutuhkan kepekaan untuk merasakan hembusan angin semilir yang sedang berhembus menerpa wajah PDI Perjuangan (PDIP).
Hal tersebut, dikatakan pengamat politik Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen kepada Matafakta.com, Minggu (28/2/2021).
Gubernur Sulawesi Selatan yang bergelar profesor itu salah satu Kepala Daerah yang dibanggakan oleh PDI-P, karena karirnya yang cemerlang. Bupati Banteng dua periode itu, berhasil menduduki posisi Kepala Daerah ditingkat Provinsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini sesuatu pencapaian yang luar biasa, kader banteng mampu berkibar dilumbung yang lebih dikenal sebagai daerah basis Partai beringin. Apa yang menimpa kader banteng ini bertanda buruk bahwa kadernya tak boleh cawe – cawe main proyek, apalagi jika lengah. Sebab diduga keras terjadi pertarungan politik tingkat dewa. Ini kode keras!,” sindirnya.
Bagaimana melumpuhkan lawan dan menghancurkan elektabilitas partai politik lawan menjadi agenda setting para dewa yang merasa terganggu kepentingannya. Apabila dewa – dewa sudah ikut nimbrung maka sulit ditebak darimana dan kemana angin bergerak.
“Dalam analisis saya, ini terkait dengan pertarungan politik menuju 2024. Secara umum semua Partai politik pasti berpikir keras kearah sana. Bagaimana memenangkan kontestasi politik 2024. Jika Partai politik tak menjaga kesehatan mesin Partainya maka besar kemungkinan akan batuk – batuk menghadapi kontestasi politik akbar 2024,” ungkap Silaen.
KPK RI tentu saja akan menangkap siapapun yang terindikasi kuat terlibat langsung dalam melakukan praktek – praktek korupsi. Internal DPP partai PDI-Perjuangan sedang galau, ada apa dengan KPK? sudah beberapa kader Partainya yang di OTT KPK!.
“Jangan tunggu lama, lakukan evaluasi internal, petinggi partai politik banteng moncong putih harus melakukan penataan menyeluruh, jangan larut dalam duka karena beberapa kader Partainya dicokok KPK,” imbuh Silaen.
Dikatakan Silaen, ibarat pencegahan virus Corona, maka kader Partai harus diberikan vaksinasi agar kebal terhadap serangan virus yang akan menghantam kekebalan kadernya, pengurus Partai harus empati. Tentu saja tidak melakukan praktek- praktek korupsi.
“Pertanyaan selanjutnya, apakah PDI-Perjuangan sedang ditarget atau diincar oleh KPK RI wallahualam bishawab yang terpenting adalah harus mawas diri, jangan sampai masuk umpan lawan, agar tidak masuk jebakan perangkap,” saran Silaen.
Silaen mengingatkan, apa bila ini terjadi lagi, secara tidak langsung, akan sangat mengurangi tingkat keperkasaan dan kepercayaan masyarakat terhadap Partai trah Soekarno itu.
“Apabila terus berlanjut maka tidak menutup kemungkinan partai moncong putih bisa nyungsep pada saat pesta akbar nanti, kehilangan kader Partai yang potensial tentu akan mengurangi kekuatan politik untuk meraih kekuasaan politik,” beber Silaen.
Menurut Silaen, PDI-P tidak bisa berbuat banyak untuk membela kader Partainya yang sedang dalam pesakitan karena sudah terkena OTT, tapi tidak terlambat untuk melakukan konsolidasi dan evaluasi internal Partai sampai ke tingkat bawah.
“PDI-P tidak boleh saling mengalahkan, ambil hikmahnya jika ingin memperbaiki image Partai yang sedang buram saat ini. Ini sudah bagian dari permainan politik tingkat tinggi. Apakah kader Partai politiknya sedang ‘ditarget’ juga rasa-rasanya sulit membuktikan kebenaran itu,” jelas Silaen.
Silaen menyarankan, PDI-P harus bertindak segera melakukan perbaikan sisi hulunya, agar kader- kader partainya tidak terjadi malfunction menuju kompetisi 2024. Kalau itu yang terjadi maka dapat disimpulkan PDI-P akan melorot.
Di PDI-Perjuangan, tambah Silaen, sebenarnya banyak orang baik, pintar dan loyal tapi tidak punya keberanian bersuara diluar ‘pakem’ politik kekinian. Semuanya harus tunduk, satu komando dan harus mendapat izin dari penguasa Partai, dalam melakukan berbagai dinamika politik dilapangan, itu sebabnya PDI-Perjuangan terkesan kurang mewarnai disisi hilirnya.
“Semua kader Partai harus taat, itu baik tapi ada kalanya diberikan kesempatan agar kader Partai muncul dan bisa berdinamika dan asah kemampuan dalam memainkan ‘game’,” pungkas Silaen. (Indra)