BERITA JAKARTA – Selama ini politik nasional selalu dihebohkan ‘kicauan’ dan ‘gonggongan’ dari sosok Habib Rizieq Shihab (HRS) yang katanya akan segera pulang ke tanah air dengan berbagai jargon yang dikumandangkan para pendukungnya. Emang kenapa, dia harus membuat gertakan kepada Pemerintah. Apa hebatnya, HRS hingga dia merasa mampu mengertak dan mengancam Pemerintah.
“Selama ini, sudah banyak yang menyoroti sepak terjang politik yang dimainkan HRS, selama ‘pelarian’nya berada di Saudi Arabia. Hingga sekarang belum ada kejelasan apa yang membuat HRS tak mau pulang atau dia mau pulang kalau disediakan karpet merah dan lain-lain, aneh,” sindir pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen kepada Matafakta.com, Kamis (5/11/2020).
Dikatakan Silaen, meski HRS sedang bermukim di Saudi Arabia dalam beberapa tahun terakhir ini tapi dapat memainkan pepolitikan didalam negeri Indonesia. Seruannya banyak disebarkan keberbagai tempat, sesuatu yang tak biasa bagi orang awam politik. Banyak orang bertanya-tanya ada apa sesungguhnya yang terjadi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditengah pertanyaan itu, kata Silaen, sebenarnya apa sih yang sedang dibangun atau dimaui HRS dan kelompoknya, kalau melihat kegaduhan politik yang ditimbulkannya ditanah air. Ada keanehan yang tak bisa dipahami oleh orang awam. Dalam pemberitaan media massa lagi berseteru dengan Menkopolhukam Mahfud MD.
“HRS berkoar-koar dinegeri orang menyerang negeri Indonesia tapi Pemerintah diam saja. Baru kali ini, saya melihat orang yang diduga melakukan perbuatan melanggar hukum (diduga), tapi tak diapai- apain, masih bebas melenggang-kangkung pergi dan tinggal di negeri orang lalu mengobok-obok suasana kebatinan didalam negeri Indonesia,” ujar Silaen.
Dikatakan Silaen, Pemerintah Indonesia sendiri sepertinya tak berdaya menghadapi serangan demi serangan yang dilancarkan HRS selama pelariannya di Saudi Arabia. Benarkah dia dalam pelarian?,” tanya Silaen. Kalau saja bener HRS punya pelanggaran hukum kenapa juga Pemerintah melalui aparat penegak hukumnya membiarkan HRS dengan santainya mempermainkan situasi politik negeri jadi gaduh.
“Apa negera tak berdaya menghadapi sosok HRS karena punya pengikut yang banyak, kalau saya melihat ini janggal, sebab banyak baliho, spanduk dan lain-lain yang dipasang diberbagai sudut kota Jakarta, minimal demikian yang nampak terlihat, entah siapa yang pesan, bayar dan pasang. Tentu itu tak gratis bisa ada diberbagai sudut kota Jakarta,” papar Silaen.
Ini menjadi tamparan keras buat Pemerintah yang sah menurut konstitusi bisa diobok-obok oleh mantan narapidana yang pernah ditahan pada tanggal 20 April 2003. Jadi kalau sekarang HRS seperti kebal hukum.
“Apa karena HRS disinyalir banyak pendukung lalu Pemerintah takut untuk memproses pelanggaran hukum yang dia lakukan? Atau kasus hukum itu tak lalu direkayasa? Cara-cara yang dilakukan oleh HRS ini menghinakan wibawa hukum Indonesia, ini sebuah tamparan keras bagi wajah Indonesia dimata dunia internasional,” ungkap Silaen.
Kasus HRS seperti digosok makin sip, siapa yang bertanggung-jawab untuk menyelesaikan kasus yang membelit HRS? Jika tak ada kasusnya, kenapa juga HRS tak mau pulang, jika tak mau pulang kenapa juga dia merecoki politik didalam negeri Indonesia.
“Publik bertanya-tanya, siapa gerangan yang membackingi HRS didalam pelariannya, jika tak ada membackingi HRS kok dia begitu hebat bisa leluasa mempermainkan situasi politik didalam negeri Indonesia ini, pertanyaan orang awam politik demikian dan yang bisa menjelaskan hanya Pemerintah melalui para aparat penegak hukumnya,” pungkas Silaen. (Indra)