Menunggu Beasiswa, Mahasiswa Asal Papua Terlantar di Jakarta

- Jurnalis

Kamis, 5 Maret 2020 - 07:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Samuel Pitawa

Samuel Pitawa

BERITA JAKARTA – Samuel Pitawa, mahasiswa Papua kelahiran 12 September 1994, Kampung Eri, Kecamatan Mamberamo Tengah Timur, Kabupaten Mamberamo Raya, terancam drop out dari perkuliahannya di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) IBLAM, Jalan Kramat Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Samuel yang kini sudah melewati Semester 3 dan akan masuk ke Semester 4 perkualiahan jurusan Hukum itu, terganjal melanjutkan sekolah, lantaran beasiswa yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamberamo Raya Papua, tak kunjung tiba.

Padahal, sejak tahun 2018 lalu, Samuel Pitawa berangkat kuliah ke Jakarta dengan jaminan mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Untuk semester 4 ini saya belum bisa membayarkan biaya perkuliahan. Karena, bantuan beasiswa yang dijanjikan Pemkab, tidak kunjung datang,” kata Samuel kepada wartawan di Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).

Diakui Samuel, beasiswa atau bantuan biaya pendidikan yang diterimanya tidak full. Hanya Rp5 juta. Sedangkan untuk biaya satu semester kuliah di Kampus STIH IBLAM sebesar Rp3.650.000 per semester.

Sedangkan biaya hidup dan tempat tinggal selama kualiah di Jakarta, Samuel mengandalkan uluran tangan Om-nya dari Papua.

Baca Juga :  Segarkan Organisasi, Polda Metro Jaya Rotasi Beberapa Perwira

Samuel mengaku, biaya makan dan kos di Salemba Tengah, Jakarta Pusat, lumayan tinggi. Untuk uang kos, Samuel harus mengeluarkan Rp600 ribu per bulan.

“Belum biaya makan, beli buku dan lain-lainnya. Kalau itu biasanya Om saya yang bantu saya,” ungkap Samuel.

Selama menjalani perkuliahan di Jakarta, Samuel tinggal sendiri. Bukan di Asrama Mahasiswa Papua. Untuk pembayaran semester 4 ini, dia mengaku bahwa pihak kampus sudah mendesaknya.

“Memang diberikan kesempatan hingga bulan Oktober nanti bisa mencicil bayaran uang kuliah,” ujarnya.

Dikatakan Samuel, selama menjalani perkuliahan di Jakarta bantuan biaya kuliah sering terlambat dan tidak tepat waktu. Bahkan, terkadang Samuel kasak-kusuk dan menghubungi semua pihak dari Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya untuk meresponnya.

“Untuk semester ini, saya sudah menyurati Bupati Mamberamo Raya Dorinus Dasinapa dan Wakil Bupati Yakobus Britay. Sudah saya coba hubungi lewat medsos dan telpon juga, belum ada respon,” katanya.

Memang lanjut Samuel, model beasiswa yang menjaminkan dirinya melanjutkan pendidikan ke sekolah hukum di Jakarta sedikit berbeda dari mahasiswa asal Papua lainnya.

Jika mahasiswa asal Papua lainnya diberikan beasiswa full dan tinggal di Asrama Mahasiswa Papua di Jakarta, sedangkan Samuel hanya kebagian kelas atau level kedua beasiswa.

Baca Juga :  Jelang Nataru, Kakorlantas Polri Gelar Latihan Pra Operasi Lilin 2024

“Saya berbeda dari saudara-saudara saya mahasiswa asal Papua lainnya. Mereka full, saya tidak,” ungkap Samuel lagi.

Namun, dari penjelasan teman-temannya sesama mahasiswa Papua lainnya melalui komunikasinya dengan Grup Mahasiswa asal Papua, setiap kali musim pembayaran uang perkuliahan mereka selalu terlambat hingga berbulan-bulan.

“Tidak tahu juga mengapa selalu terlambat. Teman-teman saya juga selalu mengeluh, selalu terlambat, selalu terlambat,” ujar Samuel.

Untuk Samuel, dirinya terakhir kali memperoleh bantuan beasiswanya pada bulan Februari 2019. Setelah itu, sudah tidak dikirim lagi.

Sampai saat ini, Samuel masih diperbolehkan masuk kampus dan sembari menyelesaikan kewajiban pembayaran biaya pendidikannya ke kampus hingga bulan Oktober 2020 mendatang.

Samuel berharap, Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya segera merespon kondisinya. Agar bisa melanjutkan perkuliahan dengan tenang hingga tamat nantinya.

Selain itu, Samuel juga berharap saudara-saudara yang bersimpati bisa juga memberikan bantuan atau pertolongan bagi dirinya untuk menyelesaikan perkuliahan.

“Sampai sekarang, saya masih menunggu respon dari Papua khususnya Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya,” pungkasnya. (Usan)

BeritaEkspres Group

Berita Terkait

Soal Viral Netizen Malaysia Ngaku Diperas Saat DWP 2024 di Kemayoran
Jelang Nataru, Kakorlantas Polri Gelar Latihan Pra Operasi Lilin 2024
Segarkan Organisasi, Polda Metro Jaya Rotasi Beberapa Perwira
Operasi Lilin 2024 Akan Dimulai 21 Desember 2024 Hingga 2 Januari 2025
Pj Gubernur DKJ Jakarta Didesak Putus Kontrak PT. Moya Indonesia
Kemenkes Diminta Investigasi Soal Bayi Tertukar di RS Islam Cempaka Putih
Video Viral Kritisi PNS Sering Rapat di Hotel di Takedown Pemilik Akun
LP Satu Tahun Mandek, LQ Indonesia Law Firm Simbangi Bareskrim Polri
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Desember 2024 - 20:25 WIB

Soal Viral Netizen Malaysia Ngaku Diperas Saat DWP 2024 di Kemayoran

Rabu, 18 Desember 2024 - 15:08 WIB

Jelang Nataru, Kakorlantas Polri Gelar Latihan Pra Operasi Lilin 2024

Rabu, 18 Desember 2024 - 14:40 WIB

Segarkan Organisasi, Polda Metro Jaya Rotasi Beberapa Perwira

Rabu, 18 Desember 2024 - 14:30 WIB

Operasi Lilin 2024 Akan Dimulai 21 Desember 2024 Hingga 2 Januari 2025

Jumat, 13 Desember 2024 - 13:31 WIB

Pj Gubernur DKJ Jakarta Didesak Putus Kontrak PT. Moya Indonesia

Berita Terbaru

Foto: Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto

Berita Utama

Hasto Ditetapkan Tersangka “Akankah Megawati Mendatangi KPK?”

Selasa, 24 Des 2024 - 13:16 WIB

Kantor Perumda Tirta Bhagasasi

Seputar Bekasi

FKMPB Desak Pj Bupati Bekasi Evaluasi Dirut Perumda Tirta Bhagasasi

Selasa, 24 Des 2024 - 12:36 WIB

Foto: Rahman AK (Kemeja Hitam & Topi) Kuasa Ustadz Haryono

Seputar Bekasi

Kuasa Ustadz Haryono, Rahman AK: Saya Tidak Kenal Dengan Andi Salim

Selasa, 24 Des 2024 - 01:26 WIB