BERITA JAKARTA – Sound of Justice studio radio internet yang berada dibawah kendali Pusat Penerangan Hukum (Puspenkum) Kejaksaan Agung RI, kondisi teranyar sunyi sepi dan tampak tidak ada aktivitas bearti.
Studio yang konon katanya digadang-gadang sang pendiri akan menjadi corong informasi paling ter-uptodate dalam pemberitaan soal penanganan perkara maupun sebagai ajang promosi prestasi Kejagung tampaknya tidak mudah untuk diwujudkan.
Bahkan dari hasil pantuan dilokasi studio Sound Of Justice Kejagung, Rabu 23 Oktober 2024, halaman depan studio mini tersebut disesaki kendaraan roda empat yang terparkir persis di depan pintu masuk studio dimaksud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maklum saja lokasi “pabrik” pemberitaan Sound Of Justice Kejagung yang diresmikan oleh Jaksa Agung ST. Burhanudin pada 2 September 2024 silam itu, berada di sudut jalan menuju Gedung Bundar Kejagung.
Dan jika melihat dari sisi kemanfaatan, studio Sound Of Justice Kejagung itu sangat tidak bermanfaat, karena terbengkalai dan tidak terurus serta manajemen pengelolaan masih jauh dari kata sempurna.
Berhembus kabar, berdirinya radio berbasis internet itu telah menghabiskan anggaran sebesar Rp5 miliar yang berasal dari “subsidi” Bank swasta dalam bentuk dana Corporate Sosial Responsibility alias CSR.
Miris memang, jika melihat kondisi radio Sound Of Justice Kejagung yang mangkrak dan tidak berguna tersebut. (Sofyan)