FKMPB Menduga Pergantian Pj Desa Sumberjaya Tutupi Dugaan Korupsi

- Jurnalis

Rabu, 16 Oktober 2024 - 20:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: FKMPB Saat Menyambangi Kabag Hukum Pemerintah Kabupaten Bekasi Jawa Barat

Foto: FKMPB Saat Menyambangi Kabag Hukum Pemerintah Kabupaten Bekasi Jawa Barat

BERITA BEKASI – Himbauan larangan melakukan rotasi atau mutasi jabatan 6 bulan sebelum penetapan pasangan calon kepada Kepala Daerah se-Indonesia tampaknya, tidak berlaku bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat.

Hal itu dikatakan Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Bekasi (FKMPB), Eko Setiawan menyikapi polemik pemberhentian atau pergantian jabatan Pj Kepala Desa (Kades) Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

“Himbauan itukan tujuannya untuk menjaga kondusifitas ditengah masyarakat juga target untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pemilih. Bukan malah buat gaduh dibawah,” tegas Eko kepada Matafakta.com, Rabu (16/10/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal itu, kata Eko, sesuai maksud dari Undang-Undang (UU) Nomor: 10 Tahun 2016 dan PKPU Nomor: 15 Tahun 2017, tentang himbauan larangan untuk melakukan rotasi atau mutasi jabatan 6 bulan sebelum penetapan pasangan calon.

“Sangat disayangkan sekali menjelang acara pelantikan Presiden kita pak Prabowo Subianto pada tanggal 20 Oktober 2024 besok dan Pilkada Kabupaten Bekasi 2024 khususnya diwilayah Desa Sumberjaya, Tambun Selatan malah gaduh,” jelas Eko.

Kegembiraan itu, sambung Eko, khususnya di masyarakat Desa Sumberjaya dalam menyambut pesta demokrasi baik Pemilu yang sudah menghasilkan pemimpin baru dan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terpenggal.

Baca Juga :  Ini Kata Ketua FKMPB Soal Isue "Mahar Jabatan" di Kabupaten Bekasi

“Kegembiraan masyarakat Desa Sumberjaya itu dipenggal oleh kepentingan-kepentingan melalui tangan besi, dimana di Kabupaten Bekasi tidak bisa lagi mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengangkangi UU,” imbuhnya.

Kaitan persoalan, lanjut Eko, jabatan Pj Kades Sumberjaya yang menimpa Sofyan Hakim, sangat jelas disinyalir dilakukan secara berjama’ah dan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dilakukan DPMD, Biro Hukum dan Pj Kabupaten Bekasi.

“Luar biasa pemberhentian jabatan Pj Kades Sumberjaya Sofyan Hakim tanpa melalui regulasi. Prosesnya pun dihari libur 3 hari itu juga tanpa membuat Laporan Pertanggungjawaban atau LPJ layaknya pergantian pejabat. Ala manajemen warung kopi,” sindir Eko.

Sebab, sambung Eko, kewenangan pergantian Pj Kepala Desa atas usulan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) ke Biro Hukum baru ke Bupati Kabupaten Bekasi. Sementara, Biro Hukum sendiri mengaku, tidak mengetahui dasar pemberhentian Pj Sofyan Hakim.

“Dengan fakta itu, boleh dong kami FKMPB menyimpulkan atau patut diduga adanya permainan isi tas atau unsur kesengajaan yang dilakukan para oknum pejabat kotor di Pemerintahan Kabupaten Bekasi yang dipimpin Pj Dedy Supriyadi untuk menutupi sesuatu di Desa Sumberjaya,” ulasnya.

Masih kata Eko, jadi jelas dalam hal ini Biro Hukum Kabupaten Bekasi sengaja melanggar kesalahan regulasi untuk kepentingan semata. Artinya, Biro Hukum yang katanya tahu dan memahami aturan malah ikut menyalah gunakan wewenang dan jabatannya.

Baca Juga :  FKMPB: Kekuasaan Bermain di Desa Sumberjaya dan Desa Serang Ciksel

“Bila tidak melakukan kesalahan, kenapa Biro Hukum saat ditemui FKMPB 2 kali tidak segera memperbaiki dan melaporkan ke Bupati. Dan bila melaporkan kenapa hingga saat ini tidak ada kepastian pernyataan Biro Hukum secara resmi,” tegas Eko lagi.

Atau, kata Eko, Biro Hukum Pemerintah Kabupaten Bekasi, bekerja sama dengan DPMD untuk melindungi dugaan korupsi yang telah terjadi di Desa Sumberjaya dalam pengelolaan Dana Desa (DD) yang nilainya cukup fantastis.

“Hal besar harusnya di kecilkan dan hal kecil dihilangkan, bukan malah sengaja mengulur waktu dan memperuncing keadaan, sehingga meluas. Coba itu rekening koran keuangan Desa Sumberjaya bocor pasti akan lebih riuh lagi,” sindir Eko.

Dari 2 kali pertemuan, tambah Eko, dengan Kabag Hukum sampai detik ini belum ada itikad baik dari Biro Hukum dan Pj Bupati Kabupaten Bekasi, sehingga adanya dugaan kepentingan kelompok dan golongan yang berkaitan dengan isi tas semakin kuat.

“Biro Hukumlah tonggak semua kehancuran administrasi dan regulasi yang ada dan terjadi di Kabupaten Bekasi,” pungkas Eko. (Hasrul)

Berita Terkait

Soal Kades Serang, JNW: Luar Biasa Pemkab Bekasi Ngelawan Putusan Pengadilan  
FKMPB: Siapa Bertanggung Jawab Soal ADD Desa Serang Ciksel?
FKMPB: Kekuasaan Bermain di Desa Sumberjaya dan Desa Serang Ciksel
Soal Jabatan Kades Serang, Pemkab Bekasi Kangkangi Putusan Hukum
Berikan PAD, JNW Apresiasi Kinerja Dirut PT. Migas Kota Bekasi
Tak Ajukan Penyertaan Modal, PT. Migas Kota Bekasi Berikan PAD Miliaran Rupiah
Soal Kades Serang, Pemkab Bekasi Maldministrasi Soal Putusan PTUN
Berhasil Tolak Makam Komersil, Ketua SNIPER Apresiasi Masyarakat Sertajaya
Berita ini 170 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 10:34 WIB

FKMPB: Siapa Bertanggung Jawab Soal ADD Desa Serang Ciksel?

Rabu, 20 November 2024 - 11:55 WIB

FKMPB: Kekuasaan Bermain di Desa Sumberjaya dan Desa Serang Ciksel

Rabu, 20 November 2024 - 07:12 WIB

Soal Jabatan Kades Serang, Pemkab Bekasi Kangkangi Putusan Hukum

Senin, 18 November 2024 - 19:19 WIB

Berikan PAD, JNW Apresiasi Kinerja Dirut PT. Migas Kota Bekasi

Senin, 18 November 2024 - 16:57 WIB

Tak Ajukan Penyertaan Modal, PT. Migas Kota Bekasi Berikan PAD Miliaran Rupiah

Berita Terbaru

Foto: Gedung Kejaksaan Agung RI

Berita Utama

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Jumat, 22 Nov 2024 - 08:33 WIB

Ilustrasi

Berita Ekonomi

Ketegangan Geopolitik Dorong Kenaikan Logam Mulia

Kamis, 21 Nov 2024 - 20:01 WIB

Foto: Motor dinas TNI yang jadi barang gadaian oknum anggota TNI

Peristiwa

Dua Warga Kabupaten Bekasi Jadi Korban Gadai Motor Oknum TNI

Kamis, 21 Nov 2024 - 15:14 WIB