BERITA BEKASI – Tampaknya nasib para buruh wanita di Indonesia semakin berat, bukan hanya persoalan kontrak kerja, kesejahteraan maupun upah yang dinilai masih pas-pasan, tapi juga harus menjual diri untuk tetap bertahan bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Viral sebuah setatus yang ditulis akun Miduk17 “Jhon Sitorus” yang menyebut bahwa ada oknum atasan perusahaan diarea Cikarang yang mengisyaratkan harus “Staycation” bersama karyawati agar mendapatkan perpanjangan kontrak kerja yang membuat kehebohan khususnya di Bekasi.
Tak plak, status yang ditulis “Jhon Sitorus” tersebut seakan membuka tabir kegelapan yang ternyata sudah lama terjadi namun tidak satupun karyawati yang mengalami hal tersebut mau membuka diri dengan berbagai alasan seperti malu membongkar aib sendiri dan takut kehilangan pekerjaan.
Kaitan hal tersebut, Matafakta.com mencoba menghubungi atau berkomunikasi dengan beberapa pekerja pabrik atau perusahaan yang sudah cukup lama melang melintang di dunia perburuhan dan pernah bekerja dibeberapa kawasan pabrik, termasuk kawasan pabrik di Bekasi.
“Wah……kalau kabar seperti itu sebenarnya sudah lama, tapi baru sekarang hebohnya. Bukan hanya Staycation malah ada yang dikawini kontrak oleh pekerja asing di pabrik itu. Beberapa bulan ganti lagi,” ucap sumber yang tidak bersedia namanya disebutkan, Kamis (4/5/2023).
Dilanjutkan sumber, ada teman kerabatnya yang bekerja di sebuah perusahaan di Kawasan Jababeka Kabupaten Bekasi yang sudah mengabdi selama 8 tahun tiba-tiba diputus hubungan kerjanya oleh perusahaan dengan berbagai macam alasan, karena sebelumnya sempat menolak ketika mau diajak berkencan.
“Kejadiannya baru setahunan lah. Itupun yang bersangkutan nyaris tidak dapat pesangon sampai sempat membawa pengacara atau meminta bantuan hukum mendatangi perusahaannya. Tapi perusahaan membatah tuduhan itu yang akhirnya pesangonya diberikan juga tapi berapanya saya kurang tahu,” ungkapnya.
Untuk itu, sumber pun berharap agar sisih gelap nasib dari para pekerja wanita ini bisa diungkap ke publik agar para pekerja wanita ini tidak terus menjadi bulan-bulanan dijadikan budak seks oleh oknum-oknum yang memiliki pengaruh besar di sebuah perusahaan dimana tempatnya bekerja.
“Kabar yang viral ini benar – benar terjadi tinggal bagaimana aparat penegak hukum bisa menyelidiki atau membongkar pratik-pratik yang tidak bermoral atau tidak memiliki prikemanusiaan ini, sehingga nasib pekerja wanita tidak semakin berat untuk bisa bertahan hidup,” pungkasnya. (Mul)