BERITA JAKARTA – Organisasi yang besar dan dinamis selalu ada regenerasi kepemimpinan, termasuk di Organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Setiap 3 tahun sekali dilangsungkan agenda pergantian kepemimpinan. Hal itu, dikatakan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen di Jakarta.
“Dalam suksesi kepemimpinan selalu saja ada yang menarik dipanggung belakang untuk ditelisik secara dekat, hal tersebut terjadi dalam setiap gelaran suksesi di Organisasi manapun itu. Timses selalu berperan sebagai juru bedil, juru racik atau juru kocok untuk melemahkan lawan sekaligus mencitrakan jagoannya,” tutur Anggota HIPMI Jaya itu, Kamis (17/11/2022).
Tidak terkecuali dengan Organisasi Pengusaha Muda Indonesia. Adu argumentasi atau agitasi, adu jurus-jurus pamungkas melalui kampanye darat, WhatsApp Group dan media massa. Kesemuaan itu, dilakukan untuk mengangkat citra dan figur kandidat yang hendak dimenangkan timses.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Justru yang paling keki itu diantara elite-elite timses yang terkadang baper (bawa perasaan), justru yang berperang itu antar timsesnya. Sementara sang kandidat calon yang akan berlaga dimedan tempur duduk bareng, ngopi bareng dan ada kalanya mandi bareng, sekedar melemaskan otot-otot yang tegang,” ungkap mantan Timses Calon Caketum HIPMI ini.
Ada yang sumir bahwa timses itu pekerjaan utamanya untuk membakar emosi pendukung, hal yang sama juga dilakukan berbagai cara oleh timses, timses membuat cerita penuh haru, seolah-olah calon kandidat yang didukung itu segala- segalanya is the best leader, pada hal belum tentu sesuai apa yang digemborkan.
“Disetiap regenerasi kepemimpinan selalu saja dibumbui adegan hero yang fantastis dan spektakuler, sesuai skenario yang disusun Timses. Setiap agenda pergantian kepemimpinan dan periodesasi itu dimaknai sebagai pestanya Timses dan tidak lebih. Bahkan setelah selesai dan terpilih Ketua Umum maka beda lagi jalan ceritanya, itulah pernak pernik Timses,” ujar mantan fungsionaris DPP KNPI itu.
Musyawarah Nasional HIPMI akan diadakan di Kota Solo tempat Presiden Jokowi menapaki karier politiknya sebagai Walikota 2 periode itu, lalu melenggang atau hijrah ke Jakarta dan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, hingga terpilih jadi Presiden, jalan cerita ini dimaknai sebagai motivasi untuk menuju jalan sukses, meski tak semua jalan hidup orang selalu persis sama.
Pemilihan dan penetapan tempat Musyawarah Nasional (Munas) diluar dugaan bahwa Kota Solo Jawa Tengah, dijadikan tempat dilaksanakannya Munas Organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke-XVII pada 21-23 November 2022.
“Ada tiga kandidat calon Ketua Umum HIPMI yang akan bertanding memperebutkan posisi orang nomor satu, untuk memimpin organisasi pengusaha muda itu untuk waktu tiga tahun kedepan. Ketiga kandidat sudah dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi kandidat calon Ketua Umum BPP HIPMI,” jelas Silaen.
Adapun, ketiga kandidat yang dinyatakan telah lolos verifikasi masing-masing adalah Anggawira yang merupakan Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari, selaku Wakil Ketua Umum BPP HIPMI dan Bagas Adhadirgha yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal BPP HIPMI.
“Siapa sosok atau figur yang akan terpilih sebagai Ketua Umum HIPMI di Munas nanti masih on proses, sebab ketiga kandidat sama-sama meng-klaim sudah kantongi dukungan mayoritas suara dari BPD HIPMI daerah seluruh Indonesia. Setiap BPD itu punya 5 suara yang akan diperebutkan oleh masing-masing calon Ketua Umum,” imbuhnya.
Masih kata Silaen, dalam memenangkan pertandingan tersebut, kandidat calon Ketua Umum minimal harus memiliki 5 syarat utama diantaranya, pertama memiliki knowledge, kedua memiliki kebaikan hati (empati), ketiga memiliki finansial yang kuat (cukup), keempat memiliki jaringan yang luas dan kelima memiliki kerendahan hati.
Sesungguhnya, tambah Silaen, dalam setiap kontestasi itu pasti ada yang menang dan kalah. Jadi bagi yang menang jangan jumawa dan yang kalah jangan pula patah arang (semangat). Kekalahan itu sukses yang tertunda demikian pula kemenangan itu bagian dari sebuah proses ujian dalam pembentukan karakter pribadi seseorang didalam didalam memimpin.
Dapat kita teladani sosok Jokowi yang bukan mantan ketua umum BPP HIPMI tapi bisa jadi presiden republik Indonesia. Artinya bahwa jika tidak jadi ketua umum HIPMI pun bukan berarti tidak bisa jadi something else matters. Jadi semua sudah ada suratan hidup masing-masing orang. Jangan menyesali sesuatu yang belum jadi milik kita, tetap semangat,” tutup mantan fungsionaris BPP HIPMI itu. (Sofyan)