BERITA JAKARTA – Ibarat pertandingan sepakbola sangat menarik jika yang bertarung itu Club Barcelona vs Club Real Madrid, sama- sama Club tangguh, raksasa dan kuat secara finansial. Sepertinya ini juga yang sedang terjadi remark antara Bambang Widjojanto (BW) vs Prof Dr. Yusril Ihza Mahendra. Hal itu, diungkapkan pengamat politik Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen.
Ini kali kedua head to head antara dua pengacara kondang, raksasa dan top Ibukota yang sudah malang- melintang di dunia persilatan kepengacaraan. Tak perlu diragukan soal jam terbang mereka berdua. Sama- sama berkelas dan masing-masing punya sukses story yang cemerlang didunia yang digelutinya. Kini hadir dalam kisruh internal partai politik Demokrat yang fenomenal nan-nyentrik,” kata Silaen kepada Matafakta.com, Sabtu (20/3/2021).
Bahkan kata Silaen, duel dua pengacara kondang ini sangat menarik dan penting disimak oleh para mahasiswa, akademisi dan pemerhati dunia hukum. Dua pengacara kondang ini akan dipertemukan kembali dalam polemik atau kasus perebutan kursi kekuasaan orang nomor satu di partai politik Demokrat yang sedang berseteru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saat ini, bukan saja kita disuguhi tontonan menarik antara AHY vs Moeldoko, tapi dua pengacara bergengsi dan top negeri ini yang juga akan head to head sama seperti di sidang sengketa pemilu Presiden, Jokowi vs Prabowo Subianto pada tahun 2019 lalu,” ucap alumni Lemhanas Pemuda tahun 2009 ini.
Dikatakan Silaen, semua orang tahu bahwa yang keok itu Prabowo Subianto digawangi pengacara BW yang dilahap habis oleh pasukan Prof. Yusril Ihza Mahendra. Kini BW vs Yusril remark kembali dimeja persidangan untuk membela kliennya masing-masing. Jurus – jurus pemungkas mulai dimuntahkan oleh kedua kubu untuk membela kliennya.
“Sesungguhnya ini, bukan musuh bebuyutan tapi hanya akting para pemain yang sedang di hire oleh kekuatan politik yang ada dibelakang masing-masing tokoh tersebut. Keputusan dalam menentukan siapa pembela (pengacara) jadi topik pembahasan yang sangat penting dan urgent dikedua kekuatan politik yang sedang bermain,” tebak Silaen.
Menurut Silaen yang menarik itu, siapa tokoh politik yang menunjuk atau minimal menyodorkan pengacara yang ada seperti yang kita sama – sama ketahui, baik dipihak BW dan dipihak jenderal Moeldoko? Pertarungan politik yang belum usai rupanya dan sedang berlanjut dibabak selanjutnya.
“Dibelakang BW tentu rada mudah dibaca, karena BW itu menjabat KPK khusus DKI Jakarta yang digaji lewat APBD Ibukota. Seru- seru! Ini babak pemanasan ditingkat elite politik para pelatih yang sedang memainkan ‘game’ menuju pesta demokrasi 2024, Wow,” sindir Silaen.
Tak dapat dipungkiri bahwa ini masih ada kaitannya dengan residu politik Pilpres 2019 yang menenggelamkan perahu Prabowo Subianto hingga kandas dimeja persidangan MK. Tok! MK memutuskan kemenangan pasangan Capres dan Cawapres Jokowi – Mar’uf.
“Dan! Prabowo Subianto akhirnya merapat ke gerbong penguasa pemenang Pilpres Jokowi – Mar’uf dan maestro pandito yang ada dibelakang Prabowo Subianto cs meradang. Karena sang arranger merasa ditinggal oleh gerbong Prabowo – Sandi. Karena kedua Capres dan Cawapres kini jadi pembantu Presiden Jokowi,” papar Silaen.
Sang arranger melihat ada kesempatan kembali turun gelanggang untuk memainkan ‘game’ lewat kisruh Demokrat, sang arranger kembali ingin membuktikan kepiawaiannya dalam memainkan bidak – bidak politik yang sedang limbung, karena benteng pertahanan sedang diserang gladiator yang dibuang dengan istilah pemecatan.
“Jadi apa yang tampak dipermukaan saat ini tentu berbeda kontrasnya dengan panggung belakang. Sesungguhnya paling enak mengulik permainan politik panggung politik yang dibelakang. Puzzle- puzzle ini hanya bisa ditelusuri lewat bidak – bidak politik yang dimainkan maka akan ketemu aktor yang ada dibelakang layar,” pungkas Silaen. (Indra)