BERITA JAKARTA – Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid, menyesalkan materi ceramah pentolan Fron Pembela Islam (FPI), Habib Riziek Shihab (HRS) yang menyebut ‘lonte’ dari panggung acara Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta (14/11/2020) kemarin.
“Seharusnya, setiap tokoh masyarakat memberikan contoh yang baik kepada pengikutnya, baik pada ucapan maupun tindakan,” kata Zainut.
Ulama sebagai pewaris Nabi, sambung Zainut, harus mencontoh akhlak Nabi yang selalu menghormati dan memuliakan orang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Meskipun orang tersebut, berbeda keyakinan bahkan orang tersebut sering menghina dan memusuhinya,” ungkap Zainut.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu meminta agar antar tokoh tidak saling menghujat. Pesan-pesan ceramah seharusnya dilakukan secara santun.
“MUI mengajak semua pihak hendaknya bisa menahan diri untuk tidak saling menghujat dan saling mencela, karena hal tersebut bukan akhlak Nabi,” ulasnya.
Kami juga mengimbau, lanjut Zainut, kepada semua mubaligh, dai dan tokoh agama agar dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan menggunakan bahasa yang santun, akhlak yang baik dan tidak melanggar norma hukum dan susila.
“Mari kita saling mengingatkan atau berwasiyat baik dalam hal kebenaran maupun kesabaran demi menjaga ukhuwah atau persaudaran, baik persaudaraan keislaman maupun kebangsaan,” jelasnya.
Sebelumnya, Habib Rizieq Shihab (HRS) menyinggung soal lonte dari panggung peringatan Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta, 14 November 2020. Namun Habib Rizieq tidak secara spesifik menyebut nama, Nikita Mirzani (NM).
“Ada lonte hina Habib. Pusing, pusing. Sampai lonte ikutan ngomong, iyee…,” kata Rizieq ketika ceramah yang disambut riuh oleh para jema’ah yang hadir.
HRS pun mengaku, tidak marah banyak orang berkerumun saat menjemputnya di Bandara Soetta dikritik. Lalu Rizieq menyinggung soal polisi menjaga rumah orang yang disebutnya lonte. (Stave)