BERITA JAKARTA – Tim penyidik Direktorat Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menyita aset enam tersangka korupsi tata kelola komoditas emas periode tahun 2010-2022 seberat 109 ton.
Selain penyitaan aset milik enam tersangka, Tim Penyidik Pidsus Kejagung juga melakukan penyitaan berupa emas seberat 7,7 Kilogram.
Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar dalam siaran persnya, Selasa (2/7/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tim penyidik Jampidsus telah melakukan penyitaan terhadap aset berupa emas batangan seberat 7,7 Kilogram,” terang Kapuspenkum, Harli Siregar.
Dijelaskannya emas 7,7 Kilogram emas murni (fine gold) tersebut merupakan milik 6 tersangka yang diduga hasil kejahatan.
“Nanti barang bukti ini akan digunakan untuk kepentingan pembuktian hasil kejahatan,” kata Harli.
Adapun keenam tersangka yakni, TK selaku General Manager Unit Bisnis Pengelolaan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPPLN) PT. Antam Tbk periode 2010-2011.
Tersangka lainnya, HN periode 2011-2013, DM periode 2013-2017, AH periode 2017-2019, MAA periode 2019-2021 dan ID periode 2021-2022.
Peran tersangka selaku GM UBPPL PT. Antam Tbk telah menyalahgunakan kewenangan dengan melakukan aktivitas secara ilegal terhadap jasa manufaktur yang seharusnya berupa kegiatan peleburan, pemurnian dan pencetakan logam mulia.
Namun, para tersangka secara melawan hukum dan tanpa kewenangan telah melekatkan logam mulia milik swasta dengan merek Logam Mulia (LM) Antam.
Akibat perbuatan para tersangka, selama periode tersebut telah tercetak logam mulia dengan berbagai ukuran sejumlah 109 ton yang kemudian diedarkan di pasar secara bersamaan dengan logam mulai produk PT. Antam yang resmi. (Sofyan)