BERITA JAKARTA – Tidak dilakukan penahanan terhadap tersangka korupsi timah sebesar Rp300 triliun, Hendry Lie selaku pemilik manfaat PT. TIN dan eks Plt Kepala Dinas ESDM Bangka Belitung, Rusbani, menjadi cibiran masyarakat.
Hal ini mengingatkan kembali perkara korupsi impor garam dengan tersangka mantan Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Muhammad Khayam.
Kala itu, Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejagung tidak melakukan penahanan terhadap M. Khayam, tanpa alasan yang jelas. Padahal 5 tersangka lainnya sudah terlebih dahulu ditahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Begitu pun perkara korupsi timah, 10 orang tersangka telah ditahan untuk segera diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, kecuali Hendri Lie dan Rusbani yang terlihat “spesial” dimata para oknum Pidsus Kejagung.Total tesangka korupsi timah berjumlah 22 orang.
Menurut keterangan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Harli Siregar mengatakan bahwa penahanan merupakan kewenangan Penyidik. Dia yakin terdapat alasan penyidik belum melakukan penahanan terhadap kedua tersangka.
“Bahwa ingat penahanan itu merupakan kewenangan dan itu didasarkan pada dua alasan, alasan subyektif dan alasan obyektif. Nah tentu Penyidik melihat pada dua alasan ini. Sehingga barangkali terhadap dua orang tersebut masih belum dilakukan penahanan,” kata Harli, Kamis (13/6/2024) kemarin.
Harli pun bakal mengecek kepada Penyidik soal penanganan kedua tersangka. Sementara, saat disinggung soal pencekalan, Harli juga menekankan bahwa hal itu kewenangan Penyidik. “Ya itu kewenangan penyidik, nanti kita lihat,” pungkas Harli. (Sofyan)