BERITA BEKASI – Sampah merupakan material sisa yang tak terpisahkan dari suatu proses yang memiliki dampak terhadap lingkungan jika dibiarkan terlalu lama tanpa ada pengolahan lanjutan.
Manusia secara lahiriah sejak lahir sudah menghasilkan sampah dan akan berlangsung terus sampai seumur hidupnya.
Jika hal ini berlangsung terus menerus tanpa ada penanganan dikuatirkan akan terjadi ledakan sampah baik sampah organik maupun sampah non organic.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti kita ketahui bersama bahwa kita menempati bumi ini berbagi tempat dengan hewan, tanah pertanian, dunia usaha dan lain sebagainya.
Jika harus ditambahi area penimbunan sampah yang meluas akan menyebabkan sempitnya pemukiman manusia.
Hal-hal yang membahayakan dengan adanya menimbunan sampah yang meluas adalah tercemarnya udara, kesehatan masyarakat yang terganggu, berkurangnya pemukiaman dan lain sebagainya.
Salah satu alternatif yang ditawarkan dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya melalui Yayasan Swara peduli Ceria adalah penanganan sampah domestic atau rumah tangga dapat tertangani lebih baik.
Pengolahan limbah rumah tangga sederhana yang dapat diterapkan untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar.
Misalnya dibuat produk berupa pupuk kompos yang nantinya bisa digunakan untuk tanaman-tanaman disekitar rumah.
Kegiatan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos untuk bertujuan untuk memberikan informasi kepada anggota Yayasan Swara Peduli Ceria dalam memilih dan memilah sampah dan peka terhadap isu lingkungan.
Selain itu kegiatan ini bisa menjadi pemicu bagi penghuni Yayasan untuk lebih peka terhadap isu lingkungan terkait pemisah sampah organik dan non organic.
Selain itu, memberikan informasi terkait proses pengomposan sampah organik, mempraktikkan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.
Pembuatan pupuk cair kepada masyarakat di Yayasan Swara Peduli Ceria Klender adalah dengan pemanfaatan eco-enzyme, yaitu dengan memanfaatkan sisa sampah organik seperti sisa buah dan sayuran untuk membuat pupuk cair untuk tanaman.
Elvi Kustiah sebagai juru bicara tim dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menjelaskan, dengan menggunakan bahan serderhana yang terdiri dari gula, air dan limbah domestic.
“Seperti buah dan sayuran yang diproses sedemikian rupa serta melalui masa fermentasi selama 3 bulan maka akan dihasilkan eco-enzyme yang dapat digunakan sebagai pupuk organic,” jelasnya.
Cairan hasil fermentasi eco enzyme ini selain menjadi pupuk kegunaannya antara lain pembersih serba guna, pupuk tanaman, pengusir hama yang ramah lingkungan.
“Dari proses pengolahan ini dapat disimpulkan bahwa eco-enzyme dapat mengubah sampah organic yang selama ini dianggap tidak berguna menjadi produk yang sangat bermanfaat,” pungkasnya. (Alin)