BERITA BEKASI – Nenek Rohani (67) warga Kampung Kali Ulu RT04, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berharap agar bantuan korban banjir disalurkan tidak hanya terfokus kepada nasi bungkus, mie instan, tetapi juga dalam bentuk lainnya.
“Ya yang sangat dibutuhkan, selimut dan pakaian. Apa lagi ada yang batu alat-alat dapur, seperti wajan, ember, panci, tempat masak nasi, gelas, sendok dan pakaian,” kata Rohani kepada Matafakta.com, saat ditemui dilokasi banjir, Minggu (21/2/2021).
Terlebih lagi, sambung Rohani, pada saat malam hari udaranya terasa sangat dingin, sehingga butuh selimut untuk menghangatkan tubuh agar terhindar dari sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diungkapkan Rohani, banjir yang setiap tahun terjadi di Kampung Kali Ulu memang sudah dari dulu. Namun, tidak separah tahun – tahun belakangan ini.
“Dari saya kecil Kampung Kali Ulu kalau musim hujan pasti banjir, tapi dulu kalu banjir cepet surutnya, tapi sekarang sudah dua hari air belum juga surut,” katanya.
Kemarin, sambung Rohani, banjir sampai jendela rumah dan sekarang air agak surutan. Tapi masih khawatir juga sebab kalau hujan terus menerus pasti air naik lagi.
“Kemarin malam, air langsung naik ngedadak, saya kaget langsung bangunin bapaknya. Saya lihat air terus naik akhirnya saya buru- buru keluar nyelametin anak sama cucu,” ungkapnya.
“Barang – barang rumah udah tidak ada yang bisa diselametin cuma baju dibadan yang sekarang ini saya pakai,” tambahnya mengakhiri.
Ditempat yang sama, warga Kampung Kali Ulu, Desa Tanjung Sari, Engkur mengungkapkan, banjir di Kampung Kali Ulu dikarenakan sempitnya aliran air atau Kali yang melintas di aliran Kali Ulu ini.
“Dulu sama sekarang beda, dulu masih banyak pepohonan buat serapan air dan sekarang sudah berubah jadi Perumahan dan Kawasan Industri,” jelasnya.
Akibatnya, lanjut Engkur, Kali sudah tidak bisa lagi nampung air. Sebab, selain air Perumahan dan Kawasan Industri ditambah lagi air kiriman dari wilayah Bogor, Jawa Barat.
Dikatakan Engkur, sebelum pemilihan Pilkades sudah ada normalisi Kali Ulu dari Pemerintah Kabupaten Bekasi, baru dari Poncol Baru sampai ke makam, karena kalau dari Poncol Baru sampai Kali Ulu belum dikasih warga.
Karena tanah, tambah Engkus, disisi Kali Kampung Kali Ulu, masih hak milik warga. Oleh karenanya, warga tidak mau dilakukan normalisasi sebab disepanjang pinggir Kali Ulu sudah berdiri banyak rumah warga.
“Sebenernya, warga mau dinormalisasi Kali yang penting duduk bareng antara Pemerintah dan warga yang punya tanah hak milik dipinggir Kali. Jangan alat berat turun, tapi belum ada kejelasan ke yang punya hak milik, jelas warga melarang,” pungkasnya. (Usan)