Soal TKA, Martina Sebut Framing Hoax, Budiyanto: Ini Aspirasi Warga

- Jurnalis

Rabu, 19 Februari 2020 - 19:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Martina Ningsih

Martina Ningsih

BERITA BEKASI – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Soleman menyesalkan sikap Komisi I, Budiyanto yang dianggap over-aktif dan bekerja tidak sesuai tupoksinya. Bagi Soleman, pihaknya tengah berdiskusi dengan Pimpinan DPRD lainnya untuk mengambil langkah sikap terhadap, Budiyanto.

“Sidaknya Budiyanto tidak memenuhi surat tugas dan berbicara tidak dengan data terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) terkait fenomena virus corona. Ini sudah mencemarkan nama baik lembaga terhadap publik,” tegas politisi PDI Perjuangan (PDIP) ini.

Hal senada juga dikatakan, Anggota Komisi IV, Martina Ningsih yang menyesalkan sikap atau tindakan yang dilakukan Anggota Komisi I Budiyanto dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bekerja tidak sesuai tupoksinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikatakan Martina Ningsih, sikap Budiyanto yang melakukan framing, bahwa di Mega Proyek Meikarta terdapat TKA Ilegal yang mencapai 3000 orang dan terjangkit virus corona adalah kesalahan yang sangat fatal bagi Lembaga DPRD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

“Pak Budiyanto ini berbicara tidak sesuai dengan data. Apalagi, telah membuat kegaduhan dan membuat framing yang hoax,” tuding Martina kepada Matafakta.com, Rabu (19/2/2020).

Baca Juga :  Berhasil Tolak Makam Komersil, Ketua SNIPER Apresiasi Masyarakat Sertajaya

Martina pun berharap, kepada Fraksi PKS untuk menegur tingkah laku Budiyanto yang telah mencemarkan nama baik Lembaga DPRD Kabupaten Bekasi ditingkat Nasional.

Apalagi sambung Martina, akibat framing TKA Ilegal dan virus corona yang tidak ditemukan di pekerja Meikarta, membuat kerugian investasi hingga sebesarRp16 Triliun.

“Buktinya virus corona tidak ditemukan bagi pekerja asing di Meikarta. Kemudian, 3000 orang yang dituduhkan ilegal tidak ada. Fraksi PKS harus tegur Budiyanto, karena membuat malu bagi Lembaga DPRD,” tandasnya mengulas.

Terpisah, Anggota DPRD Komisi I, Budiyanto yang disebut – sebut telah membuat kegaduhan framing hoax menegaskan, dirinya bergerak atas sumpah jabatan sebagai Wakil Rakyat dan didasari dari rasa ketakutan dan keresahan masyarakat di Dapil-nya, yakni Dapil I.

“Ingat saya bukan Anggota Fraksi PDIP, saya Dewan dari PKS. Saya punya konstituen sendiri. Saya ada di Dapil 1, dimana saya bekerja atas desakan aspirasi masyarakat di Dapil saya sesuai sumpah apapun resikonya saya jalankan,” tegas Budiyanto.

Dilanjutkan Budiyanto, masyarakat di Deltamas dan Lippo Cikarang ketakutan, karena banyaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) yang tidak tahu statusnya bagaimana yang tinggal di Perumahan Deltamas dan Lippo Cikarang.

Baca Juga :  Tak Ajukan Penyertaan Modal, PT. Migas Kota Bekasi Berikan PAD Miliaran Rupiah

“Adanya fenomena virus corona saya hawatir yang akhirnya saya konfirmasi pada Dinas Kesehatan agar masalah itu diselesaikan. Tolong masalah Corona diselesaikan, tolong pastikan semua TKA dari Tiongkok diperiksa,” kata Budiyanto.

Ketika dituding over acting, Budiyanto justru beranggapan tidak ada yang berlebihan saat dirinya sidak di proyek Meikarta. Masalah ini bukan menjadi perdebatan politik. Ini masalah bangsa yang harus diselesaikan, bukan diperdebatkan.

“Kalo dianggap over acting dan offset silahkan dilanjutkan dengan hormat kawan-kawan Komisi IV. Ini tugas Dewan biasa saja, tidak ada yang aneh Budiyanto tidak berlebihan. Jadi sekarang jangan fokus siap memulai tapi masalahnya yang harusnya dibereskan,” imbuh Budiyanto.

Harusnya tambah Budiyanto, secara kelembagaan Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, merespon lebih awal disaat merebaknya fenomena virus corona yang sempat mengegerkan diberbagai Negara.

“Kalau boleh saya menyalahkan harusnya ini tidak terjadi dan tidak musti saya sebagai Anggota DPRD Dapil 1 turun ke lokasi. Secara kelembagaan Komisi IV harusnya respon lebih awal,” pungkasnya. (Mul)

 

 

BeritaEkspres Group

Berita Terkait

Diterpa Isue Miring Tak Pengaruhi Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin
Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin Terus Meroket
Ini kata Terduga Pelaku Penganiaya Wartawan di Depan Gedung PWI Bekasi
Jelang 27 November, Panwascam Karang Bahagia Gelar Rakernis
Soal Kades Serang, JNW: Luar Biasa Pemkab Bekasi Ngelawan Putusan Pengadilan  
FKMPB: Siapa Bertanggung Jawab Soal ADD Desa Serang Ciksel?
FKMPB: Kekuasaan Bermain di Desa Sumberjaya dan Desa Serang Ciksel
Soal Jabatan Kades Serang, Pemkab Bekasi Kangkangi Putusan Hukum
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 23 November 2024 - 21:35 WIB

Diterpa Isue Miring Tak Pengaruhi Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin

Sabtu, 23 November 2024 - 20:37 WIB

Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin Terus Meroket

Sabtu, 23 November 2024 - 14:49 WIB

Ini kata Terduga Pelaku Penganiaya Wartawan di Depan Gedung PWI Bekasi

Jumat, 22 November 2024 - 11:36 WIB

Jelang 27 November, Panwascam Karang Bahagia Gelar Rakernis

Kamis, 21 November 2024 - 13:38 WIB

Soal Kades Serang, JNW: Luar Biasa Pemkab Bekasi Ngelawan Putusan Pengadilan  

Berita Terbaru

Duet Heri Koswara-Sholihin di Pilkada Kota Bekasi 2024

Seputar Bekasi

Diterpa Isue Miring Tak Pengaruhi Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin

Sabtu, 23 Nov 2024 - 21:35 WIB

Foto: Heri Koswara & Sholihin

Seputar Bekasi

Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin Terus Meroket

Sabtu, 23 Nov 2024 - 20:37 WIB

Foto: Saat Petugas Kepolisian Melakukan Olah TKP di Lokasi Kejadian di Depan Gedung PWI Bekasi Raya

Seputar Bekasi

Ini kata Terduga Pelaku Penganiaya Wartawan di Depan Gedung PWI Bekasi

Sabtu, 23 Nov 2024 - 14:49 WIB