BERITA JAKARTA – Badan Diklat (Badiklat) Kejaksaan Agung (Kejagung) RI, berkolaborasi dengan Pusdiklat Mahkama Agung (MA) RI untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Jaksa dan Hakim dalam berintegritas. Kerjasama ini, dilandasi pemikiran masih adanya oknum Hakim dan Jaksa yang melakukan hal yang kurang terpuji seperti terlibat dalam tindak pidana.
Hal itu dipandang, dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pencari keadilan terhadap aparat penegak hukum. Khususnya, bagi Hakim dan Jaksa. Oleh karena itu, pengembangan SDM pada kedua instansi ditingkatkan.
Kepada Matafakta.com, Kepala Badan Diklat (Kabandiklat) Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi mengatakan, keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan SDM Indonesia unggul dan berintegritas merupakan tantangan bagi Badan Diklat yang ada, termasuk badan Diklat Kejaksaan dan juga Pusdiklat Mahkamah Agung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Badan Diklat Kejaksaan RI, telah mendapatkan WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani). Itu bagi kami merupakan suatu tantangan, karena WBK dan WBBM, sangat berat hingga harus kita bangun secara konsisten dan komitmen,” katanya, Sabtu (25/1/2020).
“Apalagi pak, Presiden memprogramkan bagaimana menciptakan SDM unggul dan ini badan Diklat sebagai tempat kawah candradimuka khususnya para Jaksa SDM Kejaksaan yah kita harus mengikuti arah kebutuhan jaman,” tambahnya.
Untung Arimuladi menjelaskan, pengembangan SDM unggul tidak hanya sebatas pada kemampuan intekektual, tapi juga memiliki integritas yang baik, sehingga tidak akan muda tergoda untuk melakukan perbuatan tercela apalagi melakukan tindakan pidana.
“Hal yang sangat penting pada dunia pendidikan dan pelatihan. Harus dilakukan secara iklas dan bernilai ibadah dalam menumbuhkan integritas para peserta didik dan pelatihan. Kami sediakan fasilitas Masjid, menyediakan pendeta,” ungkapnya.
Saya juga sering kata Untung, menekankan bagaimana membangun konsistensi dan komitmen agar kita tidak melakukan pelanggaran.
“Kita siapkan kantin kejujuran, kita test mereka apa jujur dalam membeli sesuatu yang dia inginkan membayar dan mengambil uang kembali sendiri. Itu salah satu bentuk bentuk membangun integritas,” jelasnya.
Sedangkan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Mahkamah Agung, Bambang Heri Mulyono menyatakan, kunjungannya ke Badan Diklat Kejaksaan ini ingin mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan pendidikan dan pelatihan.
“Kami dari rombongan Pusdiklat teknis peradilan Mahkamah Agung ingin belajar dari Badan Diklat Kejaksaan Agung untuk melihat secara nyata fasiltasnya apa aplikasi aplikasinya, sehingga saling sharing antar lembaga penegakan hukum untuk neningkatkan potensi dan kapasitas dari aparat penegak hukum khususnya para hakim,” ucapnya,
Bambang menambahkan, kunjungan rombongan Pusdiklat teknis Mahkamah Agung, merupakan langkah awal kerja sama dengan badan Diklat Kejaksaan Agung untuk meningkatkan SDM aparat penegak hukum.
“Kerja sama ini merupakan upaya pembelajaran bagi kami supaya peserta didik bisa menerapkan sikap dan prilaku yang baik yang utama kalau ilmu bisa kita tambahkan tapi kalau prilaku integritas harus kita bentuk ya saya sangat beruntung dapat mengunjungi Badiklat Kejaksaan Agung,” pungkasnya. (Bambang)