Waduh…!!!, Polisikan Direktur, Pemilik Perusahaan PT. NKLI Malah Tersangka

- Jurnalis

Selasa, 23 Juli 2024 - 13:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Gedung Bareskrim Polri

Ilustrasi Gedung Bareskrim Polri

BERITA JAKARTA – Melaporkan dugaan penipuan dan penggelapan dengan kerugian Rp44 miliar, satu keluarga malah menjadi tersangka atas laporan terlapor, dengan tuduhan menggelapkan mobil oleh Bareskrim Mabes Polri.

Padahal, fund raising untuk working capital capex maupun opex PT. NKLI 100 persen dilakukan A. Hamid Ali dan keluarganya dengan menjaminkan harta, aset termasuk rumah pribadinya yang sekarang berbalik jadi tersangka sebagai pemilik PT. NKLI.

“Hamid Ali bersama 2 orang anaknya dan 1 menantu jadi tersangka oleh Dittipideksus Bareskrim Polri pada 11 Juni 2024 atas laporan Asnil sebagai Dirut PT. NKLI. Sementara modal Rp44 miliar adalah milik Hamid Ali,” jelas Kuasa Hukum PT. NKLI, Sugeng Teguh Santoso, Selasa (23/7/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kalau lah, sambung Sugeng, ada dana yang dipakai untuk kebutuhan operasional perusahaan di luar divisi pertambangan, sebagai Founder dan Fund Raiser, Hamid Ali dan keluarga yang sekarang jadi tersangka punya hak besar dan otoritas penuh untuk mengelola dana tersebut.

“Apalagi hanya tuduhan penggelapan sebuah mobil Mitsubishi Pajero Sport Nopol B 2787 SJB yang merupakan asset PT. NKLI yang merupakan perusahaan milik Hamid Ali sendiri dengan alasan tanpa persetujuan Asnil selaku Dirut PT. NKLI,” jelasya.

Baca Juga :  Miris...!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan

Padahal, lanjut Sugeng, berdasarkan Skin-Forensic Audit yang dilakukan Independen Forensic Auditor Purwady Setiono sesuai bukti notulen rapat pada 22 Februari 2021 bahwa penjualan mobil Pajero yang dilaporkan tersebut atas perintah Asnil selaku Dirut PT. NKLI guna menutupi operasional perusahaan.

“Selain itu, Hamid Ali dituduh memberikan keterangan palsu, berupa Laporan Keuangan KAP Umaryadi yang dibuat atas permintaan Dirut PT. NKLI, Asnil tanpa persetujuan RUPS dan tidak sesuai tata cara kelola audit yang benar berdasarkan UU RI No. 5 tahun 2011, tentang Akuntan Publik,” jelas Sugeng.

Ternyata, kata Sugeng, ijin KAP Umaryadi sebagai Jasa Akuntan Publik yang direkomendasikan Asnil sendiri telah dicabut Kemenkeu RI berdasarkan surat pemberitahuan Nomor: PENG-6/MK.1/PPPK/2023 yang menunjukan KAP Umaryadi yang dipakai penyidik sekarang memang abal-abal.

“Dasar itu juga yang membuat Hamid Ali bersama 2 orang anaknya dan 1 menantunya sekarang menjadi tersangka oleh penyidik Dittipideksus Bareskrim Polri pada 11 Juni 2024 atas laporan Asnnil sebagai Dirut PT. NKLI perusahaan milik Hamid Ali sendiri,” tandasnya.

Kasus itu bermula, pada bulan Mei 2019, bertempat di Kantor PT. NKLI, Jalan Gandaria III No. 5A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Hamid Ali dan puteranya, RAG, diperkenalkan kepada Asnil dan Ferry Setiawan yang mengaku berpengalaman bisnis di bidang batu bara dan memiliki jaringan luas.

Baca Juga :  LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan

Dalam pertemuan itu, Ferry Setiawan mengaku selaku Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang memiliki kedekatan hubungan dengan Ketua PBNU pada saat itu, Prof. Dr. KH. Aqil Siradj dan Dahlan Iskan mantan Dirut PT. PLN.

Singkat kisah, Hamid Ali dan puteranya tergerak hatinya ketika Ferry Setiawan meminta dana sebesar Rp33,3 miliar untuk membeli 51 persen perusahaan tambang batubara PT. BIC di Kalimantan Timur, serta meminta saham kosong di PT. NKLI sebesar 30 persen atas nama Ferry Setiawan dan 16 persen untuk Asnil.

Setelah uang Rp33 miliar dan saham 46 persen diterima, Ferry Setiawan dan kawan-kawan, ternyata pemilik 51 persen saham PT. BIC tak pernah menerima dana, meskipun terdapat Akta Risalah RUPS PT. BIC No. 04, tanggal 16 Januari 2020.

Berdasarkan peristiwa penipuan tersebut, Hamid Ali dan keluarga dengan alat bukti lebih dari cukup melaporkan pidana Ferry Setiawan, Asnil dan kawan-kawan, sebagaimana Laporan Polisi No. LP/B/0175/III/2021/BARESKRIM tanggal 17 Maret 2021 yang sekarang malah berbalik. (Sofyan)

Berita Terkait

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung
Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum
Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung
Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung
Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi
Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan
Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah
LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan
Berita ini 52 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 22:49 WIB

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 November 2024 - 09:03 WIB

Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Jumat, 22 November 2024 - 08:33 WIB

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Kamis, 21 November 2024 - 09:55 WIB

Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung

Rabu, 20 November 2024 - 08:16 WIB

Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Berita Terbaru

Duet Heri Koswara-Sholihin di Pilkada Kota Bekasi 2024

Seputar Bekasi

Diterpa Isue Miring Tak Pengaruhi Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin

Sabtu, 23 Nov 2024 - 21:35 WIB

Foto: Heri Koswara & Sholihin

Seputar Bekasi

Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin Terus Meroket

Sabtu, 23 Nov 2024 - 20:37 WIB

Foto: Saat Petugas Kepolisian Melakukan Olah TKP di Lokasi Kejadian di Depan Gedung PWI Bekasi Raya

Seputar Bekasi

Ini kata Terduga Pelaku Penganiaya Wartawan di Depan Gedung PWI Bekasi

Sabtu, 23 Nov 2024 - 14:49 WIB