BERITA JAKARTA – Sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap pengembangan tenaga kerja Indonesia menyatakan keprihatinan dan penolakan terhadap program pelatihan Lady Companion (LC) karaoke.
Hal itu, dikatakan Ketua Insan Muda Indonesia (IMI), Fian Kiahaly menyikapi, program pelatihan Lady Companion (LC) karaoke yang diselenggarakan dibawah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
“Kami menilai bahwa pelatihan tersebut tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang sesungguhnya dan bertentangan dengan prinsip efisiensi serta kebermanfaatan anggaran Negara,” terangnya kepada Matafakta.com, Kamis (23/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun sikap kami adalah sebagai berikut:
- Menuntut Penghentian Pelatihan yang Tidak Relevan
Kami mendesak Kemenaker untuk segera menghentikan program pelatihan LC karaoke yang tidak memiliki dampak nyata dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja.
- Meminta Transparansi Anggaran
Kami meminta Kemenaker untuk memberikan penjelasan terbuka terkait alokasi anggaran untuk program pelatihan tersebut, mengingat anggaran pelatihan tenaga kerja seharusnya digunakan untuk program yang sesuai dengan kebutuhan industri dan pembangunan ekonomi nasional.
- Menuntut Evaluasi dan Pengawasan Ketat
Mendesak Kemenaker untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh program pelatihan yang telah dan akan dilaksanakan, serta memastikan adanya pengawasan yang lebih ketat agar kegiatan serupa tidak terjadi di masa mendatang.
- Meminta Pertanggungjawaban
Kami meminta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pelatihan ini untuk bertanggungjawab atas kesalahan yang telah dilakukan, termasuk mempertimbangkan langkah hukum jika terdapat penyalahgunaan wewenang atau anggaran.
Kami percaya bahwa pelatihan tenaga kerja yang diselenggarakan Kemenaker seharusnya memiliki fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, teknologi dan perkembangan zaman.
“Pelatihan yang tidak relevan hanya akan membuang waktu, tenaga dan anggaran Negara yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas,” pungkas Fian. (Sofyan)