“The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat Memotong Suku Bunga Acuan Sebesar 50 Basis Poin (bps) Menjadi 4,75-5%12”
Emas (GLD)
Ini adalah pemotongan pertama sejak Maret 2020, saat awal pandemi COVID-1913. Keputusan ini diambil untuk mencegah perlambatan di pasar tenaga kerja dan karena inflasi Amerika Serikat (AS) yang dianggap sudah bergerak dalam kisaran yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemotongan ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang memperkirakan hanya 25 bps. Setelah pengumuman ini, pasar saham mengalami volatilitas dengan Dow Jones Industrial Average sempat melonjak sebanyak 375 poin.
Begitu pula yang terjadi dengan harga emas, dimana emas menyentuh harga tinggi baru di angka 2600 dollar, walaupun setelah itu ditutup merah.
Ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan, bahwa langkah ini menunjukkan komitmen kuat untuk mencapai stabilitas harga tanpa peningkatan pengangguran yang signifikan. Proyeksi inflasi juga diturunkan menjadi 2,3% dari 2,6% sebelumnya.
Perak (SLV)
Permintaan perak di Tiongkok meningkat, terutama didorong oleh industri panel surya dan teknologi yang menyebabkan harga perak di Tiongkok sekitar 10% lebih tinggi dibandingkan pasar Barat.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi “tekanan pasokan perak” karena produksi global mungkin tidak dapat mengimbangi permintaan yang meningkat yang dapat menyebabkan kenaikan harga perak, terutama dalam industri yang sangat bergantung pada logam tersebut.
Secara teknis, perak (XAG/USD) saat ini berada di bawah tekanan bearish dengan harga diperdagangkan di sekitar $27,93.
Indikator teknis menunjukkan resistensi kuat di sekitar $28,65 dan $28,90, dengan level dukungan utama di $27,54, $27,24, dan $26,92. Meskipun ada tekanan ke bawah, penembusan di atas $28,09 dapat menandakan potensi pembalikan bullish.
Secara keseluruhan, meskipun perak masih berada di bawah tekanan bearish, permintaan yang kuat dari Tiongkok memberikan harapan untuk pemulihan harga. Fokus pasar akan tetap pada apakah perak dapat menembus tingkat resistensi kritis, yang dapat mengubah sentimen pasar.
Minyak (USO)
Permintaan bahan bakar yang lesu di Tiongkok telah menyebabkan margin penyulingan merosot, mengakibatkan kebangkrutan dua kilang minyak yang dioperasikan oleh Sinochem di Provinsi Shandong.
Kilang ketiga yang dioperasikan oleh Sinochem juga menghadapi masalah serupa dan akan bertemu dengan kreditor akhir bulan ini. Ketiga kilang tersebut memiliki kapasitas gabungan untuk memproses 300.000 barel minyak mentah per hari.
Penurunan permintaan bahan bakar jalan raya di Tiongkok tahun ini telah menyebabkan banyak kilang minyak terlilit utang dan mengurangi produksi.
Margin penyulingan di seluruh Asia juga turun ke level terendah sejak tahun 2020 yang dapat menyebabkan lebih banyak pembatasan produksi. Pada bulan Agustus, penyulingan minyak Tiongkok memproses sekitar 12,6 juta barel per hari, turun signifikan dibandingkan bulan sebelumnya dan tahun lalu.
Persediaan minyak mentah di Tiongkok bertambah dengan kecepatan sekitar 3,2 juta barel per hari pada bulan Agustus, penambahan terbesar sejak tahun 2015.
Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489. (Red)
Penulis: Regen Lee