BERITA BEKASI – Sejatinya seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menguasai diri. Salah satunya, mampu mengendalikan diri dalam situasi apapun.
Hal itu, dikatakan Ketua Jaringan Nusantara Watch (JNW), Indra Sukma, menyoroti prilaku salah satu Bakal Calon Walikota Bekasi, Tri Adhianto yang selalu mengundang kontroversi.
“Penguasaan diri adalah karakteristik penting dalam kepemimpinan. Pemimpin yang mampu mengendalikan emosi dan nafsu pribadinya lebih efektif dalam melayani orang lain, terangnya, Senin (5/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemimpin harus hidup dalam integritas, menjauhi perilaku yang mencemarkan nama baiknya dan masyarakat,” tambah Indra.
Seringnya, kata Indra, salah satu bakal calon Walikota Bekasi Tri Adhianto yang selalu muncul diacara-acara resmi Pemerintah Daerah memunculkan pandangan dan prilaku negative.
“Meski belum masuk tahap penetapan pasangan calon, namun bagi para calon Kepala Daerah yang akan maju Pilkada 2024 harus punya rasa malu,” ucapnya.
“Apalagi kalau ternyata kehadirannya tidak diundang seperti diacara Hari Koperasi atau Harkop Kota Bekasi pada Minggu 4 Agustus 2024, kemarin,” sindirnya.
Sebelumnya, lanjut Indra, pada pembukaan “Lebaran Bekasi 2024” diacara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bekasi, Tri Adhianto yang membuka acara.
“Harusnya kan Arif Maulana selaku Kepala Dinas Disparbud yang ditugaskan mewakili Pj Walikota Bekasi, Raden Gani Muhamad dalam membuka acara tersebut, bukan Tri Adhianto,” imbuhnya.
Masih kata Indra, belum lama, acara pengukuhan Pengurus Yayasan Jatung Indonesia (YJI) diakhir acara malah lebih dominan menonjolkan sosok Tri Adhianto, tapi itu bukan acara resmi Pemerintah Daerah.
“Diacara Harkop itu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bekasi menyatakan sendiri bahwa mereka tidak mengundang Tri Adhianto,” ulasnya.
Jika alasannya, tambah Indra, sebagai masyarakat tentu sosok Tri Adhianto berbeda dengan masyarakat lainnya yang tidak maju Pilkada dan memampang banner dimana-mana.
“Masyarakat itu pasti berharap pemimpin yang terpilih murni pilihan masyarakat bertarung dengan jentel, bukan bertarung atau terpilih dengan cara-cara yang tidak sehat,” pungkas Indra. (Dhendy)