BERITA BEKASI – Pengamat sosial dan budaya Bekasi dari UNISMA Bekasi, DR Andi Sopandi, M.Si menilai suasana menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) saat ini syarat dengan berbagai kepentingan.
“Pejabat Kepala Daerah dalam hal ini, Pj Walikota, seringkali dijadikan sasaran isu dan kepentingan,” kata Andi, menanggapi aksi demo mahasiswa ke DPRD Kota Bekasi, Rabu 22 Mei 2024 kemarin.
Mulai isu keberpihakan pada calon Walikota Bekasi tertentu, hingga isu ketidakpercayaan Pj Walikota sampai indikasi menutupi kinerja pejabat sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Andi mencermati, dalam konteks aksi demo seperti yang digelar di depan Gedung DPRD Kota Bekasi kemarin ada yang perlu dikritisi diantaranya adalah:
Pertama, elemen mahasiswa mana yang melakukan aksi unjukrasa atau demo, karena akan terlihat dari atribut pakaian atau bendera dan seterusnya.
Kedua, sambung Andi, bentuk pernyataan tertulis atau lisannya akan jelas arahnya dan terakhir, rasionalitas tuntutan sangat mendasar atau tidak.
“Saya kira masyarakat semakin kritis dan menilai serta menyikapi aspirasi yang terjadi saat ini,” ujar Andi yang juga Sosiolog Fisip UNISMA ini, Kamis (23/5/2024).
“Positivenya, bagi mahasiswa yang demo kemarin sebagai bagian social training berorasi dan menyampaikakn pendapat,” tambahnya.
Kedepan, lanjut Andi, ketika para peserta aksi unjuk rasa saat melakukan demonstrasi dalam menyampaikan pendapat harus paham ukuran indikaktor kinerja Pemerintahan dan dengan data yang valid.
“Trend ekspose saat ini sering demo dilakukan hanya segelitir orang, tapi ketika masuk di media, itu terkesan besar-besaran aksi demontrasinya,” ujarnya.
Andi juga berpesan, kepada jajaran stakholder Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dalam membangun sinergi komunikasi yakni Pj Walikota Bekasi dengan DPRD dimasa transisi harus dapat dilakukan secara inten.
“Karena hal ini sangatlah penting, agar ada keselarasan dalam membangun Kota Bekasi,” pungkasnya. (Dhendi)