BERITA BEKASI – Aksi demo sempat pecah lantaran sejumlah massa yang mendesak merangsak masuk kedalam Gedung DPRD Kota Bekasi dihadang petugas Satpol PP dan Kepolisian.
Akibatnya, pintu kaca akses masuk ruang rapat Paripurna Gedung DPRD pecah setelah pagar pintu masuk area DPRD Kota Bekasi dirusak pendemo.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Jaringan Nusantara Watch (JNW), Indra Sukma mengatakan, prihatin terkait aksi penyampaian kritik yang menimbulkan kerusakan terhadap fasilitas Negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sampaikan kritik boleh, tapi kalau sampai merusak jangan lah. Apalagi terhadap fasilitas Negara yang notabene dibangun dari uang rakyat,” kata Indra, Kamis (23/5/2024).
Disisi lain, Indra juga prihatin posisi Pj Walikota Bekasi Raden Gani Muhamad yang selalu diberikan stigma negatif sebagai pewaris pejabat sebelumnya yang meninggalkan berbagai persoalan.
“Coba kalau aksi mahasiswa mendukung Pj Walikota Bekasi untuk segera melakukan rotasi mutasi menyusul gagalnya target PAD maupun serapan cakep,” kata Indra.
Sebab, siapapun pengganti Pj Walikota Bekasi jika menjalankan komposisi yang sudah ada melanjutkan sebagai pewaris maka kejadiannya akan sama, karena sudah terjadi kebobrokan kinerja sebelumnya.
“Pj Raden Gani itu perlu dukungan, bukan di Hak Interpelasi atau Hak Angket. Rotasi mutasi untuk meningkatkan kinerja SKPD selalu diganjal aksi demo ada apa?,” ujarnya.
Lebih jauh Indra menilai bahwa aksi demo yang sering terjadi kaitan dengan kinerja Pj Walikota Bekasi Raden Gani Muhamad justru terkesan ingin menutupi kebobrokan kinerja pejabat sebelumnya.
“Faktanya ada beberapa persoalan serius yang disikapi merupakan peninggalan pejabat sebelumnya. Jadi posisi Pj Raden Gani sekarang bergerak salah ngak bergerak salah,” ujarnya.
Kinerja Raden Gani Muhamad selama menjadi Pj Walikota Bekasi dipandang sangat baik oleh beberapa kalangan PNS senior yang sudah pensiun, termasuk mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi.
“Saya paling lama menjabat Sekda juga sebagai Ketua Baperjakat selama 7 tahun lebih heran rotasi mutasi aja di demo,” kata Rayendra Sukarmadji ketika menanggapi aksi tolak rotasi mutasi.
Apalagi, kata bang Roy, sapaan akrabnya, rotasi mutasi itu hanya bergeser posisi tidak turun Esselon dan itu hal biasa dalam sebuah Organisasi Kepemerintahan.
“Jutru sebaliknya yang harus dipertanyakan itu ada apa dengan aksi demo atau adanya aksi penolakan rencana rotasi mutasi tersebut. Ada kepentingan apa,” tandasnya.
Reaksi positif juga disampaikan pensiunan mantan Kabag Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengatakan, dalam menjalankan tugasnya administrasi selalu ditempuh Pj Raden Gani Muhamad.
“Administrasi ditempuh kalau Pj Raden Gani. Beliau baik dan profesional sebagai PNS ngak berpolitik jadi mungkin pada gerah,” singkatnya.
Anggota DPRD Kota Bekasi, Sholihin menyatakan jika apa yang menjadi tuntutan aksi demo terkait rotasi mutasi jabatan merupakan hak prerogatif Pj Walikota Bekasi.
“Terlebih prosesnya sudah ditempuh sangat baik dan benar melalui tahapan proses yang sesuai dengan peraturan Undang-Undang yang ada,” ucap Sholin usai mengikuti rapat Paripurna.
Sholihin pun menyayangkan jika beberapa persoalan disalahkan seolah atas kinerja Pj Walikota Bekasi. Pasalnya, seperti persoalan PHL Kali Asem sudah ada sejak Walikota sebelumnya, Tri Adhianto.
“Persoalan PHL Kali Asem itu salahnya itu tidak dimasukan kedalam DPA, dan itu terjadi sejak jaman Walikota sebelumnya (Tri Adhianto),” pungkas Sholihin. (Dhendi)