BERITA BEKASI – Musibah bisa terjadi dimana saja dan kapan saja termasuk kegiatan perpisahan disekolah yang keracunan nasi bungkus perpisahan SMP Negeri Satu Atap II, Desa Tambakan, Buleleng Bali tahun 2022 silam.
“Ya itulah musibah ngak mesti terjadi diluar sekolah seperti yang dialami rombongan study tour siswa SMK Swasta Lingga Kencana, Depok yang menewaskan 11 siswa,” kata Ketua JNW Indra Sukma menanggapi bus na’as Trans Putera Fajar, Senin (13/5/2024).
Namun, sambung Indra, sebelum bicara musibah atau ujian yang selalu muaranya adalah takdir. Sebagai manusia sifatnya ikhtiar (berusaha) segala sesuatu yang akan dijalankannya seperti kegiatan study tour SMK Swasta Lingga Kencana, Depok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebelum kita bicara musibah atau takdir pertama penuhi dulu SOP-nya untuk menghindari musibah akibat kelalaian manusia. Kalau itu sudah terpenuhi barulah kita bicara takdir yang memang tidak bisa dihindari meskipun disekolah,” jelasnya.
Indra mengutif salah satu keluarga korban kecelakaan maut di Jalan Turunan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat yang mengeluhkan kondisi bus yang digunakan mengangkut rombongan study tour siswa SMK Lingga Kencana, Depok, tak terawat.
“Faktor utama memang saya lihat mobilnya sudah tua banget dan kurang perawatan,” ungkap Robby Kurnia Akbar usai memakamkan keponakannya di Tempat Pemakaman Umat Islam (TPUI), Kota Depok, Minggu (12/5/2024) kemarin.
Untuk itu, kata Indra, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus melakukan investigasi terkait musibah kecelakaan bus Trans Putera Fajar guna pertanggung jawaban pemilik bus dan penyelenggara atau pihak sekolah SMK Swasta Lingga Kencana.
“Meski study tour itu diakui pihak Yayasan sudah melalui komite sekolah atau para orang tua namun sebagai pihak penyelenggara, tentunya tahu SOP atau standar keamanan untuk membawa rombongan anak-anak tersebut untuk melakukan study tour,” imbuhnya.
Indra menekankan, harus ada konsekuensi kepada pemilik bus maupun pihak penyelenggara yakni SMK Lingga Kencana Depok, karena kalau tidak, akan terjadi terus pengabaian keselamatan transportasi. Terlebih korbannya adalah anak-anak yang tidak tahu apa-apa.
“Bus Pariwisata Trans Putera Fajar bernopol AD 7524 OG itukan ternyata rem-nya bermasalah, sehingga blong. Bus-nya juga sudah tua mungkin catnya aja yang baru medan jalannya Ciater itukan tanjakan dan turunan. Pemerintah harus tindak PO bus yang tidak penuhi standar,” pungkas Indra. (Alina)