BERITA BEKASI – Perseteruan proyek pembangunan Clauster Aurelia Residence (PT. Indana Bangun Pratama) yang berlokasi di Kelurahan Cileduk, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan perwakilan warga setempat terus memanas.
“Pertemuan hari ini kita nyaris baku hantam dengan Ketua RW yang memihak atau membela pihak pengembang,” kata salah satu warga Agus Budiono kepada Matafakta.com, Sabtu (10/2/2024).
Menurut Agus, wajar jika warga menuntut komitmen dari pihak pengembang property Clauster Aurelia Risidence yang sudah melakukan proyek pembangunan tahap 2 salah satunya pelebaran dan perbaikan jalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Lah…ini tahunya pembangunan sudah tahap 2 bahkan sudah 40 persen ngak ada informasi atau perkembangan terkait komitmennya. Malah RW terkesan pasang badan memancing keributan dengan warga,” jelas Agus.
Diungkapkan Agus, salah satu komitmen selain perbaikan jalan dan pelebaran juga memberikan lapangan pekerjaan yang melibatkan lingkungan setempat khususnya wilayah RT01 dan itu sudah menjadi komitmen awal dengan pihak pengembang.
“Informasi yang kita terima diduga RW sudah menerima SPK dari pihak pengembang namun tidak sampai atau melibatkan warga setempat khususnya wilayah RT01 sesuai komitmen atau janji awal,” imbuhnya.
Agus pun mengungkapkan kekecewaannya dengan Bimaspol atau aparat setempat yang tidak bisa menengahi polemik warga dengan pihak pengembang Clauster Aurelia Residence yang terus bersiteggang dalam persoalan ini.
“Kalau saya menilai maaf semua berpihak ke pengembang termasuk Ketua RW setempat sampai siap ribut pasang badan buat pengembang ada apa ini?. Dengan persoalan ini, kita akan telusuri perizinannya,” tandas Agus.
Senada dengan Agus, Hendar warga setempat menegaskan bahwa warga tetap menuntut komitmen pihak pengembang Clauster Aurelia Residence yang sudah melakukan pembangunan tahap 2.
“Kita warga tetap menuntut komitmen pihak pengembang salah satunya perbaikan dan pelebaran jalan. Untuk melanjutkan tahap 2 harus ada musyawarah warga lagi karena janjinya belum terealisasi,” pungkas Hendar. (Indra)