BERITA BEKASI – Sejumlah warga Kota Bekasi mempertanyakan hingga mencibir kerjasama yang dibuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dengan Perusahaan patungan atau Konsorsium asal China guna mengatasi persoalan sampah se-Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pasalnya, pengelolaan itu bukan tanpa modal tapi menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi hingga mencapai miliaran rupiah pada setiap bulannya dengan perhitungan Rp405 ribu perton sampah.
“Kenapa harus China, waktu itu ada didaerah Jawa Tengah punya alat yang bisa mengolah sampah dengan jumlah lumayan besar,” tulis pemilik akun @nurpermata1 pada komentar @infobekasi soal Pemkot Bekasi buka peluang investor asal China berinvestasi Rp1,6 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Lah kalah dengan Banyumas yang sudah bisa kelola sampahnya sendiri, pake alat ciptaan sendiri sampai hampir nggak punya tempat pembuangan sampah lagi sekarang, karena sudah diolah,” sambut pemilik akun @anggrainirahayu.
“Ini bukan soal sampah, tapi soal China dan cuan,” saut akun @mr.manandar menyidir dalam dialog masyarakat melalui media social tersebut.
Sementara, pemilik akun @ariefprihartono menyayangkan bila persoalan incinelator atau pemusnah limbah sampah, Pemkot Bekasi melibatkan Negara China sebagai pemenang dan pengendali.
“Sesusah itukah ilmu pengelolaan sampah buat Indonesia,” tulis Afiefprihartono. Lebih tepatnya males, mending mikir gimana caranya nyari cuan dapat dari anggaran,” saut pemilik akun @agaprabowo1.
“Awas investornya banyak yang malakin ntar,” sindir pemilik akun @setyawidi. “China lagi hadreeh,” tulis akun @vandiazaribowo. Habisnya yang lain gak ada yang Mau, Pemkot juga kaga ada usaha buat belajar ngurus,” tandas @agaprabowo1.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bekasi menetapkan satu pemenang konsorsium asal China Everbright Environment Investment (EEI)-MHE-HDI-XHE berdasarkan berita acara hasil evaluasi prasyarat teknis PSEL di Kota Bekasi bernomor: 42.EV.HPT/PP/PLTSA.LH/2023.
EE-MHE-HDI-XHE sendiri merupakan anak perusahaan dari Everbright Group yang lagi bermasalah di China, dimana pemimpin tertingginya, Li Xiaopeng dinyatakan melakukan pelanggaran disiplin dan hukum yang serius, termasuk suap, sehingga dikeluarkan dari Partai.
Pengamat kebijakan publik, Gusti Raganata mengatakan, pelaksanaan proyek pengolahan sampah menjadi listrik (PSEL) di Kota Bekasi berpotensi mangkrak karena pimpinan grup perusahaan pemenang lelang, yaitu Everbright Group, terseret masalah korupsi di China.
“Proyek PSEL di Kota Bekasi bisa mangkrak, karena pendanaannya nanti terganggu, mengingat Top Eksekutif dan Grup perusahaannya di China disorot akibat kasus korupsi,” pungkas Gusti kepada awak media, Kamis 12 Oktober 2023 lalu. (Dhendi)