BERITA SERANG – Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa (UNIBA) Kota Serang yang tergabung dalam Kelompok 60 kembali menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan yang bertajuk “Pencegahan Stunting Berbasis Nilai Kebantenan Desa Tanjungsari, Kabupaten Serang” menghadirkan pakar gizi sekaligus konselor ASI yakni Bekti Handayani, SKM, MKM, Jumat (11/8/2023).
Dalam kegiatan pendampingan ini para ibu menyusui dan ibu hamil diberikan pengetahuan tentang stunting, bahaya stunting dan bagaimana pencegahan sedari dini dengan mengedepankan nilai kearifan lokal Banten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Salah satu bahaya stunting yang perlu diketahui adalah dapat membuat anak balita pendek dan kecerdasannya berkurang,” terang Ita Rosita Wahyiah, MSi selaku Dosen Pendamping Lapangan (DPL).
Selama ini banyak salah kaprah yang sering dilakukan oleh para ibu balita yaitu dengan tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada balita di umur 0-6 bulan.
Lebih ironisnya masih banyak para ibu balita yang nekat memberikan makanan seperti pisang di antara umur 0-6 bulan.
Padahal, pemberian makan di umur 0-6 bulan, justru menjad pemicu resiko stunting. Dengan kata lain selama umur 0-6 bulan, bayi tidak boleh diberikan makanan apapun selain ASI eksklusif.
Selain itu, nilai-nilai kebantenan yang dikedepankan dalam pencegahan stunting adalah adil dan akuntabel. Kedua hal ini harus terus dikedepankan oleh para ibu balita dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
Tujuannya agar para ibu balita bisa mengatur dengan baik keuangan rumah tangga sehingga bisa mengutamakan gizi balita dan menghindari pembelian makanan yang tidak bergizi.
Sejatinya pemenuhan gizi bayi bisa diperoleh dari sekitar rumah tanpa harus membeli. Sebut saja dengan memanfaatkan daun kelor, sayur mayur hingga protein hewani yang dikelola sendiri.
Intinya para ibu balita harus memahami betul langkah teknis pencegahan stunting mulai dari keluarga sendiri.
“Melalui edukasi ini diharapkan para ibu balita tidak lagi terbuai dengan iklan, sehingga akhirnya memberikan makanan yang tidak bergizi buat balitanya,” tandas Bekti Handayani yang juga dosen Universitas Bhakti Kencana Serang. (Alin)