Masyarakat di Himbau Peka Terhadap Praktek Industri Hukum Mafia Kerah Putih

- Jurnalis

Senin, 3 April 2023 - 15:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LQ Indonesia Law Firm

LQ Indonesia Law Firm

BERITA JAKARTA – LQ Indonesia Law Firm mensinyalir banyak kejanggalan dalam perkara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya mulai dari beberapa laporan polisi, persidangan dan kembali ditersangkakannya Henry Surya dalam perkara pemalsuan dokumen yang berujung ditahannya, Henry Surya.

Advokat LQ Indonesia Law Firm, Sepviant Yana Putra menuturkan, ada beberapa kejanggalan setelah vonis bebas Henry Surya sang raja cuci uang itu, Pertama, setelah vonis bebas Henry beberapa pihak seperti Syahnan Tanjung yang terkesan kecewa dengan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Terkait putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Henry Surya, Syahnan Tanjung mengancam akan melaporkan Hakim PN Jakarta Selatan yang memeriksa perkara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Sepviant, hal tersebut terlihat sangat konyol dan seolah-olah Jaksa tidak mengerti mekanisme hukum. Apalagi beliau sebagai Jaksa Penuntut Umum yang pangkatnya juga sangat tinggi, sebagai Jaksa yang menuntut Henry Surya dalam kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

“Terlebih lagi sampai saat ini belum ada upaya apapun dari Jaksa tentang vonis bebas Henry Surya kecuali Kasasi. Diam-diam aja sampai sekarang dan tidak ada pergerakan atau upaya sama sekali,” sindir Sepviant.

Sepviant menduga, bahwa Syahnan Tanjung hanya pencitraan dalam rilisnya setelah vonis bebas Henry Surya untuk menjaga kredibilitasnya sebagai seorang Jaksa Penuntut Umum.

Kabar Henry Surya Kembali Ditetapkan Tersangka oleh Dirtipideksus Bareskrim Polri

Kedua, dalam rilis resminya, Henry Surya disangkakan, Pasal 263 ayat (1) dan (2) dan atau Pasal 266 ayat (1) dan (2) KUHP dan Pasal 3 dan atau Pasal 4 dan atau Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010, tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Dalam hal ini, Sepviant Yana Putra sangat mengapresiasi Dirtipideksus Bareskrim Polri, tetapi Sepviant juga menuturkan ada beberapa kejanggalan dalam penetapan tersangka dengan dugaan Pasal 263 KUHP, 266 KUHP dan TPPU.

Baca Juga :  Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Padahal, lanjut Sepviant, ada laporan polisi (LP) No. 204 yang saat ini sudah naik sidik dan sudah sangat terang benderang tindak pidana yang dilakukan Henry Surya dan kawan-kawan, kenapa Dirtipideksus Mabes Polri tidak menggunakan LP No. 204 tersebut untuk kembali menetapkan dan menahan, Henry Surya.

Malah membuat LP type A yang mendugaakan dengan Pasal 263 KUHP dan 266 KUHP, dalam LP type A tersebut Sepviant menduga agar para korban dan khususnya LQ Indonesia Law Firm dicegah agar tidak bisa memantau perkembangan dari pada perkara TPPU yang dilakukan oleh Henry Surya.

“Terlebih lagi LQ Indonesia Law Firm tidak memiliki legal standing untuk menyuarakan perihal perkembangan perkara. Padahal kita sama-sama tahu tindak pidana Henry Surya tidak akan muncul ke permukaan publik tanpa LQ Indonesia Law Firm memviralkan tindakan Henry Surya dan sampai menjadi atensi Menkopolhukam bapak Mahfud MD,” jelasnya.

Pasca Alvin Lim Ditahan dan Divonis Selama 4,5 Tahun Penjara

Ketiga, pasca Alvin Lim ditahan dan telah divonis 4,5 tahun penjara, perkara KSP Indosurya dan PT. Indosurya Finance dan investasi bodong lainnya mandek. Hal ini menurut Sepviant adalah suksesnya pergerakan mafia duit untuk membungkam seorang yang vocal secara hukum untuk mengungkap kejahatan kerah putih yang sangat merugikan masyarakat.

Dari hal itu pula, sewaktu-waktu akan ada beberapa pihak yang akan memainkan perkara ini untuk menguntungkan dirinya sendiri entah itu kehormatan, nama baik dan uang yang akan didapatkannya. Contohnya kasus Natalia Rusli (NR) yang saat ini telah ditahan di Polres Jakarta Selatan.

“NR ini adalah contoh oknum Pengacara yang memainkan sebuah perkara demi keuntungan pribadi, mengingat tokoh dari LQ Indonesia Law Firm yang tidak lain adalah Alvin Lim telah dibungkam suaranya secara habis-habisan. Hal itu pula disampaikan oleh keluarga Alvin Lim yakni isti dan anak dari Alvin Lim dalam Podcast UYA KUYA sebagai narasumber,” tuturnya.

Baca Juga :  LQ Apresiasi Polda Metro Jaya Para Pelaku Investasi Pasif Ditetapkan Tersangka

Sebagai salah satu Advokat dari para korban investasi bodong Sepviant mengingatkan, untuk para korban investasi bodong khususnya korban KSP Indosurya agar terus menyuarakan hak-haknya agar tidak sampai kasusnya tenggelam dan tergerus oleh isu isu lainya dan tetap terus pantau kejanggalan-kejanggalan dalam kasus investasi bodong.

Kejadian Yang Merugikan Masyarakat Luas Jangan Sampai Terulang Lagi

Hal senada disampaikan salah satu pimpinan LQ Indonesia Law Firm Advokat Rizki Indra Permana SH, MH menurutnya kejadian miris yang sangat merugikan masyarakat tidak boleh terulang kembali seperti lepasnya penjahat pengemplang dana masyarakat senilai Rp106 triliun.

Selanjutnya, Rizki berharap para Aparat Penegak Hukum (APH) betul-betul memperjuangkan hak para korban lewat laporan polisi Indosurya Intifinace yang telah berhasil menahan Henry Surya kembali.

“Jangan sampai bukti- bukti lemah dan tuntutan yang terkesan ragu-ragu nantinya disampaikan dipersidangan. Ini merupakan jelas murni tidak pidana. Jika diperlukan LQ Indonesia Law Firm siap membantu Jaksa untuk membuat sistematika dakwaan dan tuntutan dipersidangan. Biar kita kasih terang Majelis,” pungkasnya. (Indra)

LQ Indonesia Law Firm

LQ Indonesia Law Firm memiliki 4 Cabang di Indonesia antara lain, Jakarta Pusat, Tangerang, Jakarta Barat dan Surabaya dengan jumlah rekanan kurang lebih 50 lawyer berkualitas. LQ Indonesia Law Firm memiliki expertise di bidang pidana, ekonomi, keuangan, perbankan dan korporasi. LQ Indonesia Law Firm dapat dihubungi: 0818-0454-4489 dan 08174890999.

Berita Terkait

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung
Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum
Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung
Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung
Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi
Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan
Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah
LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan
Berita ini 39 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 09:03 WIB

Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Jumat, 22 November 2024 - 08:33 WIB

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Kamis, 21 November 2024 - 09:55 WIB

Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung

Rabu, 20 November 2024 - 08:16 WIB

Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Selasa, 19 November 2024 - 08:03 WIB

Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan

Berita Terbaru

Duet Heri Koswara-Sholihin di Pilkada Kota Bekasi 2024

Seputar Bekasi

Diterpa Isue Miring Tak Pengaruhi Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin

Sabtu, 23 Nov 2024 - 21:35 WIB

Foto: Heri Koswara & Sholihin

Seputar Bekasi

Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin Terus Meroket

Sabtu, 23 Nov 2024 - 20:37 WIB

Foto: Saat Petugas Kepolisian Melakukan Olah TKP di Lokasi Kejadian di Depan Gedung PWI Bekasi Raya

Seputar Bekasi

Ini kata Terduga Pelaku Penganiaya Wartawan di Depan Gedung PWI Bekasi

Sabtu, 23 Nov 2024 - 14:49 WIB