BERITA LANGSA – Kreatifitas dan jiwa inovatif jadi hal yang dibutuhkan generasi millenial untuk menghadapi masa pandemi kali ini, khususnya bagi mereka yang terjun sebagai pelaku usaha di daerahnya masing-masing.
Seperti yang dilakukan Zulfikar (27), pemuda asal Kota Langsa, Aceh ini, memanfaatkan limbah pelepah sawit untuk dijadikan lidi dan di ekspor keluar negeri.
Sebelumnya, Zulfikar yang juga berprofesi sebagai pengusaha kelapa sawit ini menemukan ide pemanfaatan limbah pelepah sawit ketika menonton tayangan di media sosial (medsos).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Melihat tayangan di medsos saya lantas melihat peluang besar terhadap limbah pelepah sawit yang terbengkalai untuk dibuat menjadi lidi. Karena, lidi merupakan bahan pokok yang kemudian banyak dibutuhkan dan diproduksi di India,” ujarnya, Senin (13/9/2021) kemarin.
Alhasil, usaha yang telah dirintis selama kurang dari tiga tahun tersebut, kini telah berhasil memberikan omset sekitar miliaran rupiah tiap bulannya.
“Saya tidak menyangka akan mendapatkan keuntungan hingga sebesar ini, karena mengingat kendala yang dihadapi saat memulai usaha. Padahal, awalnya hanya ingin memanfaatkan limbah pelepah sawit yang terbengkalai agar mendatangkan pundi-pundi rupiah saja,” terang Zulfikar.
Lebih jauh, Zulfikar menuturkan, adapun kendala awal saat memulai usaha adalah kesulitan untuk meyakinkan masyarakat, bahwa lidi memiliki nilai jual.
“Namun pada akhirnya, masyarakat kini kian sadar dan yakin bahwa apa yang saya cetuskan ternyata dapat menambah penghasilan mereka,” sambungnya.
Diakuinya, usaha pemanfaatan limbah daun pelepah sawit inj secara tidak langsung berhasil membantu perekonomian ibu-ibu serta remaja yang rumahnya berdekatan dengan wilayah perkebunan.
“Setiap bulan omset yang saya hasilkan bisa mencapai ratusan juta rupiah, dengan mengandalkan dua orang karyawan tetap dan puluhan karyawan tidak tetap,” tambahnya.
Selanjutnya, saat disinggung terkait Pemerintah Daerah setempat yang berupaya mempersulit kegiatan ekspor lidi pelepah sawit tersebut, dengan tersenyum dan mengelengkan kepalanya, Zulfikar mengakui tidak ada upaya seperti itu.
“Gak pernah dipersulit, kok. Apalagi usaha ini kan bermanfaat untuk menambah penghasilan belanja sehari-hari masyarakat, khususnya kaum ibu ibu di desa setempat,” tegasnya.
Ditambahkan pria bergelar magister ekonomi tersebut, dia kini menerima masyarakat yang hendak menjual lidi dalam skala besar maupun sedang di wilayah Aceh.
Pasalnya, dia kini telah menyewa sebuah gudang di Pulau 3 Aceh Taming yang berlokasi tidak jauh dari SPBU yang bakal dimanfaatkan sebagai gudang tempat penyimpanan penjualan lidi yang diterima dari masyarakat sekitar. (Edo)