BERITA BOGOR – Perguruan beladiri beraliran ‘Kateda’ yaitu Perguruan Beladiri Matahari Indonesia (PBMI) merayakan hari jadinya ke-34 tahun yang berlangsung di Padepokan Jari Besi Master Sukiban, Pabuaran, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (20/12/2020).
Dalam Milad PBMI ke-34, hadir Maha Guru, Guru Besar, Ketum, Para Master PBMI, Pengurus Pusat, Ketua Cabang Perguruan dan pelatih dengan kesederhanaan standar protokol kesehatan (prokes) virus Corona atau Covid-19 sesuai himbauan Pemerintah.
Acara diawali latihan bersama yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kue ulang tahun dan pemotongan tumpeng oleh Guru Besar Perguruan Beladiri Matahari Indonesia atau PBMI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutanya, Ketua Umum PBMI, Imam Muhammad Sulaiman Hakim menyampaikan, tantangan kedepan semakin besar, untuk bisa mewujudkan cita-cita para pendiri perguruan agar bisa mengamalkan ilmu untuk kemanusiaan dengan slogan “Persaudaraan, Kesehatan dan Beladiri”.
Diacara tersebut juga disampaikan bahwa, kado terindah ditahun ini yaitu telah diterbitkannya buku panduan latihan untuk perguruan dan ada tiga sekaligus rilis buku panduan yaitu, buku panduan beladiri siswa sampai sabuk hitam, buku panduan woman self defence dan buku panduan untuk keep fit.
“Dengan diterbitkannya buku tersebut, harapan dapat membantu dalam proses memajukan perguruan serta pelatihan kedepan,” kata Imam.
Dalam waktu dan kesempatan yang sama pula Guru Besar PBMI, Adi Wibowo menyampaikan bahwa, kedepan Kateda Matahari Indonesia bisa mencetak pelatih-pelatih yang berkualitas dan bersertifikasi untuk mendukung pengembangan cabang dan ranting baru disetiap daerah.
“Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan latihan khusus untuk para Sabuk Hitam dan Pelatih secara rutin agar bisa menjadi bekal untuk melatih para siswa-siswa PBMI,” ucapnya.
Dilanjutkan sambutan dari Maha Guru PBMI, Otong Barudin yang merupakan salah satu Dewan Akar Kateda sekaligus sebagai pendiri PBMI menyampaikan sejarah dibentuknya nama perguruan yang awalnya bernama Kateda Indonesia.
“Saat Maha Guru kembali ke Indonesia meminta saya membuat nama sendiri khusus di Tangerang jadilah nama ‘Awan Biru’. Namun karena banyak yang mempertanyakan memang awan berwarna biru? Akhirnya dicari nama lain dan berdirilah PBMI tepatnya Minggu, 21 Desember 1986,” pungkasnya. (Edo)