BERITA JAKARTA – Inilah penampakan kantor PT. Permata Sigma Perkara (PT PSP) yang kabarnya sebagai pemenang lelang tender pengadaan alat Intelijen di Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) Kejaksaan RI senilai Rp199,6 miliar.
Kecurigaan mulai tampak karena tidak ada papan nama perusahaan PT. PSP lazimnya sebuah vendor profesional sebagai penyedia alat telekomunikasi di bilangan Jakarta Selatan.
Selain itu, korporasi tersebut cenderung tertutup saat dikonfirmasi pada Selasa 24 Desember 2024. Ada dugaan PT. PSP sengaja menutup informasi perusahaan lantaran bukan ahli di bidang alat Intelijen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebab berdasarkan dokumen yang diperoleh Matafakta.com, Direktur Utama PT. PSP MG Retno Triyuliastuti memang berbisnis segala rupa mirip “Toserba” Toko Serba Ada.
Pasalnya, PT. PSP usahanya mulai dari onderdil mobil, penyewaan truk, bus, perlengkapan alat laboratorium, transportasi air dan masih banyak lagi bidang lainnya.
Menurut keterangan karyawan PT. PSP mengatakan bahwa perusahaannya saat ini sudah tidak lagi ada aktivitas per hari ini.
“Kami sudah libur mulai hari ini. Kemungkinan bulan Januari 2025 kami beraktivitas kembali,” katanya sembari menutup pintu kepada Matafakta.com, Selasa (24/12/24) di Jakarta.
Setali tiga uang dengan PT. Surya Muara Emas (PT SME) di daerah Jakarta Pusat. Dimana Gedung bertingkat tiga lantai dan berpagar besi itu terlihat sangat tidak terurus.
Pelapis tembok kantor warna putih juga dipenuhi dengan bekas tetesan air hujan berwarna hitam yang berasal dari sela-sela material Gedung.
Padahal, korporasi itu tersiar kabar telah merampungkan proyek ratusan miliar tender pengadaan peralatan Keamanan Informasi dengan Peralatan Kontra Penyadapan Radio Frekuensi di Kejaksaan Agung Tahun Anggaran (TA) 2024.
Terlepas benar atau tidaknya entitas yang bernama PT. SME yang berada di bilangan Jakarta Pusat itu, telah menuntaskan order besar dari Kejaksaan Agung.
Namun dari hasil penelusuran jurnalistik Matafakta.com pada Rabu 18 Desember 2024. Ditemukan sejumlah kejanggalan.
Antara lain, di PT SME itu, media ini tidak melihat adanya aktifitas karyawan lazimnya perusahaan yang katanya bergerak di bidang peralatan informasi teknologi.
Kemudian kecurigaan lain yakni Cherlina staf PT. SME cenderung tertutup saat dikonfirmasi mengenai usaha lainnya selain tender sebesar Rp199,9 miliar pengadaan peralatan Keamanan Informasi dengan Peralatan Kontra Penyadapan Radio Frekuensi di Kejagung.
“Nanti saja bisa ditanyakan langsung kepada Pak Eko,” ucap Cherlina kepada Matafakta.com,” Rabu 18 Desember 2024.
Merujuk pengakuan Cherlina, Eko yang dimaksud adalah Direktur Utama PT. SME, Eko Hery Purwanto.
Cherlina mengakui sang bos kerap tidak ada di kantor. “Sebentar datang ke kantor, sebentar keluar kantor,” pungkas dia.
Terakhir adalah keraguan PT. SME merupakan ahli di bidang peralatan Intelijen berteknologi tinggi dan penampakan kantor yang kotor dan tidak terawat. (Sofyan)