BERITA JAKARTA – Pasien penderita kangker yang kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUPP) Rawangun Jakarta Timur asal Kecamatan Kedung Waringin mengharapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, membuat Rumah Singgah.
Hal itu, diungkapkan Mulyadi Effendi yang akrab disapa Mul Coker (44) suami dari DNE pasien penderita kanker serviks stadium 4 yang sedang menjalani tahapan pengobatan di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.
“Selain dapat meringankan beban ekonomi kelurga pasien, keberadaan Rumah Singgah juga mampu memberikan pengaruh positif pada proses penyembuhan bagi penderita kanker,” kata Mulyadi, Minggu (23/6/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih jauh, Mulyadi Effendi yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi (Pimred) Media Online Matafakta.com ini mengatakan, keberadaan Rumah Singgah bisa menghadirkan interaksi sosial antar penderita kanker.
“Interaksi ini akan memberikan sebuah dukungan psikis. Cukup banyak warga Kabupaten Bekasi penderita kanker yang menjalani proses penyembuhan yang harus bulak balik ke RSUP Persahabatan di Jakarta Timur,” tutur Mulyadi.
Penangan kanker serviks yang diderita istrinya membutuhkan proses panjang sehingga membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi, karena harus bulak balik ke RSUP Persahabatan, meskipun biaya pengobatan telah ditanggung Pemerintah Daerah melalui BPJS Kesehatan.
“Setelah mendapatkan rujukan penanganan kangker dari RSUD Kabupaten Bekasi pada bulan April 2024 lalu, istri saya langsung mendapatkan penanganan yang itensif dari tim dokter spesialis kanker serviks RSUP Persahabatan Jakarta,” terangnya.
Saat ini, lanjut Mulyadi istrinya tengah menjalani sistem pengobatan rawat jalan tahapan sinar laser (radiasi) yang ke 2 terhadap sel kangkernya, namun saat hendak di kemoterapi pada tahapan sinar laser tahap ke 3 kondisi istri kembali melemah.
“Karena hemoglobin turun sehingga harus kembali di transfusi darah yang ke 4 kali, hal tersebut terjadi akibat kelelahan bulak balik dari Rumah di Kedung Waringin Kabupaten Bekasi ke RS Persahabatan Jakarta Timur,” kata Mulyadi.
“Akhirnya, jadi terhambat proses penyinaran sel kanker yang sudah dijadwalkan oleh tim dokter instalasi radioterapi RSUP Persahabatan yang jumblahnya sebanyak 25 hari berturut-turut,” tambahnya.
Dengan keterbatasan keuangan ia mencoba mencari Rumah Singgah sementara disekitaran RSUP Persahabatan namun yang ada hanya rumah kos-kosan dengan harga sewa Rp1,7 juta hingga Rp2 juta perbulannya untuk kapasitas 2 orang perkamarnya.
“Demi mengikuti proses sinar laser yang masih 23 kali lagi meskipun hanya memilki sisa uang Rp2,3 juta saya menyewa kamar kos untuk singgah Rp2 juta rupiah itupun hanya tinggal 2 kamar stok yang ada. Ketimbang resiko bulak balik lagi,” ujarnya
Untuk itu, Mulyadi berharap kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, Pemeritah Pusat dan Anggota DPR RI bisa mencarikan solusi agar dibuat Rumah Singgah disekitaran RSUP Persahabatan Jakarta Timur.
“Rumah Singgah ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kecil mengingat biaya operasional untuk mengurus keluarga yang sakit juga tidak sedikit meski biaya pengobatan sudah ditanggung Pemerintah,” pungkas Mulyadi. (Indra)