BERITA JAKARTA – Sejumlah tokoh bersama dengan Forum Keadilan mendeklarasikan Forum Indonesia Adil (FIA), sebuah wadah yang memperjuangkan keadilan bagi masyarakat di Tanah Air.
Forum Keadilan merupakan media massa yang berperan sebagai amplifier dan pencari solusi dari persoalan ketidakadilan dengan mengangkat keresahan rakyat melalui aplikasi YouTube sebagai sumber aspirasi.
Para deklarator terdiri, Prof. Agus Surono, Dr. Rufinus Hutauruk, Patrice Rio Capella, Sugeng Teguh Santoso, Jhonson Panjaitan dan Yohanes Handoyo di Komplek Makam Bung Hatta, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
FIA bertekad menjadi bagian terdepan untuk memperjuangkan pengabaian, pencabutan dan penghilangan hak-hak masyarakat penyelenggara negara.
FIA menampilkan diskusi pertama topik mengenai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), terkait dengan banyaknya aduan masyarakat tentang prilaku oknum Polri.
Dalam diskusi ada 6 narasumber antara lain, Rio Capella, Johnson Panjaitan, Prof. Mudzakir, Kombes Truno dan Ketua Umum LQ Indonesia Law Firm, Alvin Lim pada Selasa 14 Desember 2021 di Hotel Pulman Jakarta.
Johnson Panjaitan membuka diskusi dengan menyebut Polri harus berubah karena sudah menyimpang dari sistem dan banyaknya komplain masyarakat merupakan bentuk tidak adanya keadilan.
Prof. Mudzakir menyatakan, bagaimana HAM dilanggar dimulai dari pembuatan Undang-Undang (UU) tanpa melalui proses uji materi terhadap UUD 1945, sehingga banyak terjadi pelanggaran Hak Konstitusional.
Acara yang berlangsung selama 4 jam lebih itu diakhiri dengan pernyataan dari LQ Indonesia Law Firm yang buka-bukaan tentang praktek prilaku oknum Polri.
Dalam kesempatan itu, Advokat Alvin Lim, SH, MSc, CFP, CLA menantang Kapolri untuk buka-bukaan tentang masih maraknya oknum Polri bisa menghubungi LQ Indonesia Law Firm di 0817-489-0999 untuk pembuktian.
Arahan Kapolri bahwa potong kepala ketika anak buahnya melanggar, dijawab Alvin dengan tegas “Buktinya kasus 5-0-0 yang viral dengan tagar #PoldaSarangMafia tidak dipotong kepalanya,” sindir Alvin.
Dimana melalui sidang etik oknum Panit 5 Subdit Fismondev serta penyidik sudah terbukti melanggar etik dan dihukum namun atasannya hingga saat ini tidak tersentuh walau sudah dibuat Laporan Propam tanggal 25 Oktober 2021 di Paminal Polda Metro Jaya.
“Polri butuh perubahan mental, revolusi mental yang didengungkan Presiden Jokowi tidak diterapkan di institusi Polri, sehingga hukum tidak lagi menjadi panglima, melainkan uang adalah Panglima,” ujarnya.
Alvin menegaskan, bahwa dirinya cinta Polri dan masyarakat justru sangat perduli dan mendambakan Polri yang melindungi dan mengayomi masyarakat.
“Namun oknum ini, sudah sangat banyak sehingga nantinya masyarakat akan sulit membedakan apakah ini oknum ataukah Institusinya yang jadi oknum,” jelasnya.
Ini harus, lanjut Alvin, dijadikan kritik membangun dan Polri harus tegas dengan mencopot atasan oknum dimulai dengan atasan oknum Fismondev yang masih tidak tersentuh hingga hari ini.
“Bagaimana masyarakat bisa percaya Polri apabila tidak ada tindakan nyata berupa pencopotan atasan sebagaimana kata Kapolri?,” ingatnya.
Kata-kata Alvin Lim yang berisi “Naked Truth” membangunkan dan membuat riuh suasana ruangan di Balroom Hotel Pulman Jakarta, walau waktu sudah lewat pukul 11 malam.
Teriakan suara Alvin Lim yang menggelegar langsung membuat semua narasumber dan penonton bangun dari kantuknya dan terkesima heran.
Pernyataan dari Alvin Lim membuat Kombes Truno dari Kadiv Humas Mabes Polri tertunduk malu sambil menulis di buku catatan kecilnya.
Kombes Truno menjawab pernyataan Alvin Lim dengan mengatakan “Polri sedang berbenah dan tidak anti kritik, perubahan akan terus dikumandangkan dan diterapkan,” tungkas Kombes Truno. (Sofyan)