Perkara Pemerasan dan Gratifikasi Oknum Sekjen Kemekumham Terindikasi Mandek

- Jurnalis

Senin, 22 Juli 2024 - 10:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kantor Kejati DKI Jakarta

Kantor Kejati DKI Jakarta

BERITA JAKARTA – Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Syarief Sulaeman Nahdi mengaku tidak mengetahui perkara dugaan gratifikasi dan perbuatan pemerasan kepada pegawai Ditjen Pemasyarakatan oleh Pejabat pada Sekretariat Jenderal Kemenkum-Ham tahun 2020-2021.

“Yang mana itu (perkara),” ujar Aspidsus, Syarief Sulaeman Nahdi saat ditemui awak media usai pelaksanaan upacara Hari Bhakti Adhyaksa di Lapangan Badiklat Kejaksaan RI Jakarta, Senin (22/7/2024).

Mantan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari), Jakarta Selatan (Jaksel) itu menjelaskan, bahwa pihaknya hanya akan berfokus pada perkara Pidana Khusus yang baru ditanganinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami akan menangani perkara yang baru saja,” tandasnya Syarief Sulaeman Nahdi singkat menanggapi perkara dugaan gratifikasi dan pemerasan dilingkungan Kemenkum-Ham tahun 2020-2021 tersebut.

Perlu diketahui, Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta telah menaikkan status kasus dugaan pemerasan jabatan dilingkungan Rumah Tahanan (Rutan) atau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) menjadi penyidikan.

Kejati DKI meyakini terdapat bukti permulaan cukup untuk meningkatkan status perkara dugaan gratifikasi dan pemerasan tersebut menjadi penyidikan.

“Berdasarkan hasil gelar perkara hasil ekspose diambil kesimpulan bahwa dalam proses penyelidikan terdapat bukti permulaan yang cukup,” kata Kasipenkum Kejati DKI Jakarta, Ashari Syam saat itu, Jumat 17 Juni 2022 lalu.

Baca Juga :  Korban PT. Pialang Equityworld dan PT. Rifan Financindo Minta Kepastian Hukum

Sehingga, kata Ashari Syam memenuhi syarat untuk ditingkatkan ke penyidikan, yaitu bahwa telah ditemukan peristiwa pidana yang diduga tindak pidana korupsi.

Kasus tersebut ditingkatkan ke penyidikan berdasarkan gelar perkara yang dilakukan Tim Penyelidik pada Asisten Bidang Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati DKI Jakarta.

Hasilnya, diduga terjadi tindak pidana korupsi berupa gratifikasi dan perbuatan pemerasan kepada pegawai pada Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI tahun 2020-2021.

“Adanya gratifikasi dan pemerasan yang dilakukan oleh pejabat Kepala Bagian Mutasi Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun 2020-2021 dengan cara menyalahgunakan kewenangan,” ungkap Ashari.

Adapun modus yang dilakukan mantan Kepala Bagian Mutasi Biro Kepegawaian Setjen Kemenkumham itu berupa pemerasan terhadap sejumlah Kepala Rutan atau Kepala Lapas.

Kepala Rutan maupun Kepala Lapas diminta menyerahkan sejumlah uang dengan janji mendapatkan promosi jabatan.

“Yaitu memaksa beberapa orang Kepala Rutan atau Kepala Lembaga Pemasyarakatan untuk menyerahkan sejumlah uang dengan janji mendapatkan promosi jabatan. Jika tidak menyerahkan sejumlah uang, mereka diancam akan dimutasi jabatan,” jelas Ashari.

Selanjutnya Tim Penyidik Kejati DKI akan melakukan proses penyidikan dengan memanggil saksi-saksi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI dan pihak terkait lainnya.

Baca Juga :  MAKI Himbau Presiden Prabowo  Soal Tata Kelola Keuangan yang Baik

BERDASARKAN ADANYA LAPORAN MASYARAKAT

Sebelumnya, Kejati DKI Jakarta mendapatkan laporan masyarakat terkait kasus tersebut. Salah satunya laporan masyarakat datang dari Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).

MAKI melaporkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) dilingkungan Rutan atau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Atas hal itu, Ditjen Pemasyarakatan menghormati aduan tersebut.

“MAKI telah menyampaikan pengaduan masyarakat kepada Kejati DKI Jakarta atas dugaan pemerasan atau pungli yang diduga dilakukan GD, mantan Eselon III pada Kepegawaian Kementerian Hukum dan HAM,” kata Ketua MAKI, Boyamin Saiman, Rabu 15 Juni 2022.

MAKI melaporkan terduga oknum yang diduga melakukan pungutan liar dengan modus meminta uang setoran dari pejabat Rutan atau Lapas di Indonesia.

Kemudian terduga GD menawarkan jabatan atau membantu tetap menjabat di tempat semula dengan meminta imbalan sejumlah uang di kalangan pejabat Eselon IV lingkungan Kemenkumham.

Menanggapi hal itu, Koordinator Humas dan Protokol Ditjenpas, Rika Aprianti mengaku, Ditjen Pemasyarakatan menghormati laporan itu dan akan menindaklanjuti laporan tersebut.

“Kami menghormati proses yang sedang dilakukan dan kami tentunya terbuka dengan informasi apa pun dari masyarakat dan kami akan menindaklanjuti dengan ketentuan dan peraturan yang ada,” ucap Rika. (Sofyan)

Berita Terkait

JNF Desak Polisi Usut Pemilik Akun Medsos Fitnah Keluarga Jokowi
Ini Kata AKHERA Soal Ancaman PDI-P Pasca Penetapan Hasto Tersangka
Korban PT. Pialang Equityworld dan PT. Rifan Financindo Minta Kepastian Hukum
Kantor PT. PSP Pemenang Tender Ratusan Miliar Alat Intelijen Mencurigakan
Hasto Ditetapkan Tersangka “Akankah Megawati Mendatangi KPK?”
Rekam Jejak Oknum PT. BNI Dalam Pusaran Korupsi di Indonesia
Wacana Pemberian Pengampunan Koruptor Dinilai Diskriminatif
MAKI Himbau Presiden Prabowo  Soal Tata Kelola Keuangan yang Baik
Berita ini 83 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 29 Desember 2024 - 00:16 WIB

JNF Desak Polisi Usut Pemilik Akun Medsos Fitnah Keluarga Jokowi

Jumat, 27 Desember 2024 - 20:08 WIB

Ini Kata AKHERA Soal Ancaman PDI-P Pasca Penetapan Hasto Tersangka

Jumat, 27 Desember 2024 - 19:22 WIB

Korban PT. Pialang Equityworld dan PT. Rifan Financindo Minta Kepastian Hukum

Selasa, 24 Desember 2024 - 13:46 WIB

Kantor PT. PSP Pemenang Tender Ratusan Miliar Alat Intelijen Mencurigakan

Selasa, 24 Desember 2024 - 13:16 WIB

Hasto Ditetapkan Tersangka “Akankah Megawati Mendatangi KPK?”

Berita Terbaru

Foto: Kaesang & Joko Widodo

Berita Utama

JNF Desak Polisi Usut Pemilik Akun Medsos Fitnah Keluarga Jokowi

Minggu, 29 Des 2024 - 00:16 WIB

Kantor Imigrasi Bekasi

Seputar Bekasi

Imigrasi Bekasi Deportasi 178 Warga Negara Asing

Jumat, 27 Des 2024 - 20:31 WIB

Foto: Jubir DPP PDIP, Guntur Romli & Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto

Berita Utama

Ini Kata AKHERA Soal Ancaman PDI-P Pasca Penetapan Hasto Tersangka

Jumat, 27 Des 2024 - 20:08 WIB