BERITA JAKARTA – Gumpalan awan koalisi partai politik yang akan mengkristal terhadap orang yang dianggap pas cocok untuk dijadikan kuda “troya” tunggangannya menyerang sisi lain politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Makin cepat Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet maka lambat atau cepat perubahan drastis terjadi terhadap peta politik menuju 2024 mendatang.
“Dugaan saya Presiden Jokowi sudah sangat matang memikirkan dampak reshuffle kabinet terhadap kader titipan partai politik yang dianggap sudah bersimpangan jalan,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen, Jumat (6/1/2023 di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Silaen, reshuffle kabinet dilakukan lebih baik kepada performa mesin politik koalisi pendukung Jokowi sampai masa akhir periodenya. Keputusan Presiden melakukan reshuffle agar partai politik koalisi pendukung Jokowi tidak ikut-ikutan latah meniru gaya politik yang sudah beda haluan.
Langkah reshuffle kabinet merupakan langkah apik untuk mensolidkan dukungan kawan atau justru sebaliknya sebenarnya lawan. Presiden Jokowi berharap masa periode kepemimpinannya dapat dilanjutkan oleh figur yang segaris (se-ide) dengan programnya yang belum tuntas pada saat ini.
Tentunya bukan figur antitesis dari Jokowi, seperti yang selama ini dimunculkan. Ini pentingnya kenapa Presiden Jokowi meng-endorse sosok figur tertentu. Apabila Presiden Jokowi masih berharap akan ada perpanjangan masa jabatan Presiden dan atau Presiden 3 periode maka lebih baik dilupakan saja.
“Itu politik belah bambu membuat gaduh. Munculnya issues atau wacana tersebut tidak relevan dan bahkan boleh dikatakan mencoret prestasi yang sudah baik dan harum selama ini,” ungkap anak Medan itu.
Apabila ring setengahnya Jokowi mengusulkan atau mewacanakan ide atau gagasan diluar konstitusi sama halnya goal bunuh diri, karena selama ini menjadi counter attack terhadap issue atau wacana tersebut.
“Sebab ide sentral reformasi adalah pembatasan masa jabatannya Presiden, ehh kok sekarang mau dibuat aneh-aneh lagi,” tegas mantan fungsionaris DPP KNPI itu.
Presiden Jokowi jangan mau di iming-imingi konsep atau pemikiran kadaluarsa diluar konstitusi yang Presiden Jokowi sendiri adalah produk reformasi yang diperjuangkan oleh mahasiswa bersama rakyat Indonesia.
Presiden Jokowi adalah kita menjadi inspirator bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika ada elit-elit politik atau tokoh politik yang tak paham soal gagasan dan tujuannya reformasi, maka jelas oknum- oknum tersebut adalah “produk gagal” yang ngakunya reformis.
“Artinya, kaum penjilat dan brutus yang sudah tak layak pakai karena sudah jadi benalu di bangsa ini, harus disingkirkan dari pada merusak sistem,” pungkasnya. (Sofyan)