BERITA BEKASI – Tingginya harga kedelai membuat pengrajin tempe harus memutar otak agar produksi tempenya tetap berjalan. Salah satu, pengrajin industri rumahan di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kepada Matafakta.com, Minajib salah satu anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bekasi mengatakan, harga kedelai saat ini sudah tembus dikisaran Rp11.000 per kilogram. Namun harga tempe di jual ke konsumen masih setabil dengan harga standar.
“Naiknya harga kedelai, bisa jadi para pengrajin tempe tambah modal agar industri tempenya tetap berjalan. Misalkan kalau biasa beli kedelai 5 kuintal dulu itu kisaran Rp4 juta lebih, sekarang jadi Rp5,5 juta,” kata Munajib, Minggu (2/1/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain menjadi anggota Kadin Kabupaten Bekasi dia juga memiliki home industri tempe di Perumahan Central Park Cikarang (CPC), Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, dengan mempunyai 5 pekerja.
Meski begitu, dengan kenaikan harga kedelai beberapa minggu yang lalu di tahun 2021. Para home industri tempe bisa menyiasati industri tempenya agar produksi tempe tetap berjalan dan terjangkau harga di pasaran.
“Kalau untuk memperkecil ukuran tempe saya tidak mengajurkan. Namun untuk hal itu tergantung individunya masing-masing, saya sendiri belum bisa menaikkan harga dan ukuran masih normal,” tuturnya.
Tidak hanya itu, sebagai anggota Kadin dan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten Bekasi, Munajib juga mendesak agar Kementerian Perdagangan RI bergerak untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran.
Pemerintah pusat, tambah Munajib, melalui Kementerian Perdagangan agar bisa menstabilkan harga kedelai yang sekarang ini sangat dirasakan para pedagang tahu dan tempe khususnya di kabupaten Bekasi.
“Saya tidak menganjurkan dan tidak meminta kalau misal ada pengrajin tempe berhenti produksi, kasihan produsen yang kecil-kecil. Memang ada sebagian kawan pengrajin tempe yang mau berhenti sementra naiknya harga kedelai ini,” pungkasnya. (Usan)