BERITA SURABAYA – Sesampainya dibawah tol Dupak, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, mobil bercorak putih yang ditumpangi Tim Pesantren Mahasiswa (Pesma) Dai, harus diparkir disamping tol. Pasalnya, kondisi medan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan dengan kendaraan roda empat.
Tim harus menyeberangi Sungai bawah tol dengan menaiki perahu atau getek penyeberangan untuk menuju titik acara di Mushalla Al-Amin, Kampung 1001 Malam yang berjarak sekitar 2 KM dari tempat mobil terparkir disamping tol.
Dengan keadaan itu, barang-barang sumbangan, berupa al-qur’an, iqro, air minum dan snack untuk acara tersebut harus digotong untuk sampai kelokasi acara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ayo dibagi-bagi al-qur’annya, biar tidak terlalu berat,” kata Alim Puspianto sebagai Ketua rombongan Tim Pesantren Mahasiswa (Pesma) Dai.
Masing-masing personil yang berjumlah tujuh orang pun membawa satu kardus. Kecuali bagian kamera. Nampak beberapa personel terlihat kelelahan.
“Berhenti dulu. Ambil nafas. Keringat bercucuran ini,” ungkap seorang personil yang langsung diamini oleh Ketua rombongan.
Selain jarak yang cukup jauh, akses jalan pun cukup menantang, karena harus menyeberang Sungai dengan getek dan harus berjalan menundukan kepala ketika melewati lorong bawah tol, terutama yang berbadan tinggi.
Pemandangan warga yang menjadikan lorong sempit sebagai tempat tinggal, menjadi potret yang mengharukan tersendiri.
Betapa tidak, beberapa tempat tidur, lemari pakaian yang sudah berwarna kusam serta reyot dan layar kaca (TV) warga tergeletak tanpa ada skat dinding.
Bagikan Al-Qur’an
Kunjungan Tim Pesma Dai Jawa Timur ke kampung 1001 malam itu, untuk membagikan Al-Qur’an dan Iqro di Mushalla al-Amin. Ini adalah satu-satunya tempat ibadah masyarakat.
Kegiatan TPQ aktif. Puluhan anak-anak belajar disana. Sayangnya, semangat anak-anak itu kurang ditopang oleh keberadaan Al-Qur’an ataupun Iqro’ yang mendukung.
Selain kualitas yang sudah lusuh dan robek bagian sampul dan sebagian kertas dalamnya juga stok yang ada masih terbatas.
Ustadz Syamsul, pengajar di TPQ itu mengungkapkan, selama ini, bila anak-anak kekurangan Al-Qur’an, maka terpaksa bergantian mengaji.
Karena itu, kata ustadz asal Madura ini, dia sangat bersyukur dan berterima kasih dengan bantuan yang diberikan oleh Pesma Dai Jawa Timur.
“Bantuan ini benar-benar sangat bermanfaat. Terima kasih banyak, semoga Allah membalas segala kebaikan,” ucapnya.
Selain itu, ustadz murah senyum ini pun berharap, kedepannya bantuan yang diberikan jangkauannya lebih luas. Bisa berupa bantuan sosial atau pendidikan mengingat warga dan anak-anak sangat membutuhkan.
Sementara itu, Alim Puspianto, Ketua Pesma Dai Jawa Timur, mengungkapkan, bahwa bantuan yang diberikan saat ini, merupakan titik awal upaya pembinaan di Kampung 1001 Malam oleh Pesma Dai Jatim.
Dia pun meminta doa kepada hadirin, semoga kedepannya bisa lebih mengambil peran lagi dalam memberikan pembinaan warga-warga pinggiran, khususnya di Kampung 1001 Malam.
“Mohon doanyanya, semoga Allah permudah dan dicatat sebagai amal ibadah disisi-nya,” do’a Alim sapaan akrabnya. (Mas Andre Hariyanto)