BERITA JAKARTA – Hingga awal September 2020, Pratama Widya Tbk berhasil mendapatkan kontrak baru senilai Rp141,13 Miliar atau mencapai 86 persen dari target kontrak baru tahun ini yang sebesar Rp164 Miliar.
Mayoritas kontrak sebanyak 70,4 persen itu berasal dari proyek infrastuktur yang tetap menggeliat dimasa pandemi wabah virus Corona atau Covid-19.
“Dengan adanya Instruksi Menteri (Inmen) Nomor 2 tahun 2020 yang menjamin pekerjaan jasa konstruksi tetap berlanjut ditengah pandemi, mendorong perusahaan mendapatkan kontrak baru,” kata Corporate Secretary and Business Development Pratama Widya Tbk, Richard Antonio di Jakarta, Kamis (17/9/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melihat meningkatnya kebutuhan alat berat, Pratama Widya melalui anak usahanya akan melakukan integrasi vertikal hulu di bidang pelayaran dan distributor serta penyewaan alat berat sebagai upaya perusahaan untuk menjaga kualitas pekerjaan dan menurunkan biaya produksi.
Richad menekankan di saat sektor swasta sedang menurun, korporasi justru bisa tetap tumbuh dikarenakan pembangunan infrastuktur Indonesia masih dibutuhkan guna membangkitkan ekonomi ketika pandemi berakhir.
Disaat kondisi ekonomi yang tidak baik ini, Pratama Widya Tbk lantas memfokuskan diri untuk memperoleh pekerjaan infrastruktur yang didanai oleh Pemerintah.
Adapun sektor infrastruktur akan bertumbuh seiring dengan kenaikan anggaran Kementrian PUPR dalam RAPBN 2021.
Presiden Joko Widodo dalam acara penyerahan Nota Keuangan RAPBN 2021 menempatkan kementerian PUPR sebagai kementerian dengan anggaran paling besar. Kenaikan anggarannya mencapai Rp149,8 triliun.
“Hal tersebut menunjukan penundaan program infrastruktur di tahun 2020 akan dikejar Pemerintah pada tahun 2021, sehingga kontribusi pendapatan dari pembangunan Ibu Kota Negara baru dapat dirasakan oleh korporasi pada 2021,” jelasnya.
Disisi lain, manajemen juga mengaku, telah mengubah pendekatan belanja modal atau capital expenditure (Capex). Adapun, Capex yang disiapkan PTPW pada tahun ini yaitu sebesar Rp103,76 miliar.
Menurutnya, jika perusahaan lain mempunyai banyak alat berat, namun PTPW memilih untuk merampingkan diri. Pasalnya, semakin banyak alat berat, semakin tinggi beban depresiasi, sehingga laba Perusahaan tergerus.
“Kami memaksimalkan penggunaan alat berat yang ada dan meningkatkan mutu pemeliharaan alat,” tegasnya.
Pratama Widya Tbk berhasil terus mempertahankan fundamental keuangan yang cukup baik, bisa terlihat dari rasio net profit margin yang selalu diatas 20 persen (dari sisi profitability).
Selain itu juga mempunyai rasio solvabilitas yang cukup baik yaitu current ratio selalu diatas 100 persen dan debt to equity ratio selalu dibawah 1x.
Disaat pandemi virus Corona saat ini, hal ini merupakan sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga likuiditas. Dan Pratama Widya Tbk mempunyai tingkat likuiditas yang cukup baik, sehingga perusahaan dapat tetap melakukan ekspansi mencari proyek-proyek lain.
Ditengah pandemi ini, perusahaan tidak melakukan efisiensi besar-besaran, Pratama Widya Tbk juga tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan karena kegiatan usaha tetap berjalan tidak terganggu oleh pandemi.
“Untuk tahun 2020, manajemen menargetkan pendapatan di kisaran Rp185 miliar dengan laba bersih di atas 20 persen,” kata dia.
Proyek infrastuktur di wilayah Indonesia timur kini menjadi focus
Pratama Widya berdiri pada 1981 yang bergerak dibidang survey geoteknis dan konsultasi yang melayani sektor swasta dan pemerintahan.
Seiring dengan perkembangan bisnis, pada tahun 1990 perusahaan melebarkan sayap dengan menyediakan layanan konstruksi geoteknik.
Pekerjaan konstruksi yang kami kerjakan seperti pondasi dalam, dinding penahan, penggalian dan perbaikan tanah, dewatering dan pekerjaan rekayasa tanah lainnya, baik di lepas pantai mau pun darat. PT. Pratama Widya Tbk (PTPW) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2020. (Indra)