BERITA BEKASI – Meski perayaan Kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus dilaksanakan dan sudah masuk ke-78, namun tidak bagi Ngadenin (63) warga Jatiwaringin RT03/RW04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pasalnya, Ngadenin yang sudah tinggal selama 24 tahun itu kini sudah tidak memiliki akses jalan menunju rumahnya. Selokan menjadi satu-satunya akses jalan menuju rumahnya dampak dari adanya bangunan hotel.
Kepada awak media, Ngadenin mengungkapkan, kini didepan, belakang dan samping rumahnya berhadapan langsung dengan tembok hotel yang tinggi menjulang sejak 3 tahun terakhir dampak dari pembangunan hotel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kondisinya ya seperti ini terkurung. Tadinya ada jalan dibelakang rumah, terus juga di depan rumah saya itu ada gang tembus ke Jalan Utama Jatiwaringin,” ungkap Ngadenin.
Selain itu, Ngadenin juga mengungkapkan, terdapat dua orang tetangganya yang bernasib serupa. Satu diantaranya pasrah dan terpaksa harus memilih untuk menyerah dan menjual rumahnya ke pihak hotel.
“Tetangga saya namanya Mas Marno itu terpaksa dia pindah, tinggal saya sama bu Eva memilih untuk bertahan, karena tawaran pihak hotel, tidak sesuai harga,” jelas Ngadenin.
Ngadenin pun menceritakan, awalnya membeli lahan tersebut dari seorang pemilik tanah yang merupakan warga asli dilingkungan setempat. Selang beberapa lama kemudian, pemilik tanah menjual lahannya di sekitar rumah Ngadenin ke pengusaha hotel.
“Saat menjual, pemilik lahan ternyata menjual tanah di sekitar rumahnya tanpa menyisakan sedikit pun untuk akses jalan. Ini semuanya dulu memang yang punya satu orang. Dulu beli awalnya ada jalan,” terangnya.
Ngadenin pun berharap, ada solusi yang bisa dicapai antara dia dengan pihak pemilik hotel. Ia tak keberatan jika rumahnya dibeli asal dibayar dengan harga yang sesuai agar bisa membeli rumah ditempat lain.
“Ya saya pengennya saya jual aja karena rumah saya udah rusak-rusak gini, kalau tidak mau dibeli saya inginnya dibuatkan akses jalan. Tawarannya setengahnya ngak ada, gimana. Memang sebelumnya sudah diancam,” pungkasnya. (Dendi)