Samuel F Silaen: Pilihan Sulit Jokowi Mereshuffle, Tapi Apa Boleh Buat

- Jurnalis

Kamis, 29 Desember 2022 - 13:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Samuel F Silaen

Samuel F Silaen

BERITA JAKARTA – Soal adanya issue atau tepatnya rencana Presiden Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle kabinetnya itu menjadi bagian hak prerogatif Presiden selama dia masih menjabat sebagai Presiden.

“Yang tidak boleh Presiden lakukan ialah memaksa, ketika seorang yang diinginkan Presiden untuk membantunya lalu tak bersedia, maka tak boleh ada pemaksaan,” terang Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen, Kamis (29/12/2022) di Jakarta.

Sebaliknya yang terjadi adalah banyak orang yang berlomba menyodorkan dirinya atau orang yang dianggap mumpuni menjadi pembantu Presiden, baik dengan lobi-lobi politik kiri-kanan untuk berusaha masuk pilihan sebagai Anggota Kabinet Pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Itu itu tidak masalah, siapa tahu cocok dan berjodoh dengan keinginan Presiden Jokowi,” canda Silaen.

Dikatakan Silaen, adanya kritik dan gunjingan beberapa elite partai politik tertentu dan juga pengamat yang menyoroti langkah politik Presiden Jokowi untuk mengganti pembantunya, maka itu sah secara aturan administrasi Negara.

Baca Juga :  Miris Melihat Corong Informasi "Soud Of Justice" Kejagung Terbengkalai

“Sebab yang dilakukan Jokowi tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan dan diskusi yang mendalam, tentang langkah politik yang diambilnya,” ungkap Aktivis Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) itu.

Keputusan politik Presiden Jokowi untuk me-reshuffle kabinetnya tentu saja punya indikator yang tidak perlu disampaikan ke publik agar tidak menimbulkan fitnah dan gonjang-ganjing. Sebab sesungguhnya urusan kabinet itu menjadi domainnya yang diatur dalam konstitusi.

Jadi, sambung Silaen, tak perlu diributkan secara berlebihan oleh kalangan umum apalagi partai politik diluar Pemerintah. Sebab keberhasilan program pembangunan Jokowi-Ma’ruf pasti jadi pertimbangan utama.

“Jangan sampai ada ‘brutus’ menggerogoti kepemimpinan dan jalannya pemerintahan yang masih tersisa ini,” jelas alumni Lemhanas Pemuda 2009 itu.

Baca Juga :  Kisah Majelis Hakim PN Surabaya "Nyambi" Kuasa Hukum Kena OTT

“Yang paling tahu persisnya, seperti apa kebijakan politik Pemerintah saat ini tentulah Jokowi- Ma’ruf dan ring setengahnya. Penilaian kinerja tentu saja bisa saja berbeda kontras dengan kepentingan politik yang sedang terjadi diantara para pihak yang terkait,” tutur Silaen.

Setuju tidak setuju dengan keputusan politik Presiden Jokowi-Ma’ruf maka harus diterima sebagai bagian dari konsekuensi perbedaan yang timbul akibat dari sebuah pilihan politik dan juga permainan politik diantara koalisi parpol pendukung pemerintah saat ini.

Kalau sudah tidak sejalan, tambah Silaen, maka sebaiknya memang berpisah dengan baik-baik agar bisa saling koreksi kalau sudah diluar kabinet dan kalau masih didalam itu namanya politik menggunting dalam lipatan.

“Sebab tak elok kalau masih didalam kabinet memberikan diksi politik yang tidak mendukung pemerintahan Jokowi Ma’ruf. Selanjutnya mari sama-sama menyukseskan Pemilu serentak 2024 nanti,” pungkasnya. (Sofyan)

Berita Terkait

Soal Kasus Suap, Kejagung Berencana Periksa Tiga Hakim Agung
Dugaan Dewas KPK “Lindungi” Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK
Badai KKN Menerpa Mahkamah Agung
Kongkalingkong Perkara Tim Saber Pungli Kejagung Amankan Duit Rp1 Triliun
Kisah Majelis Hakim PN Surabaya “Nyambi” Kuasa Hukum Kena OTT
Kinerja AHY Selama Jabat Menteri Agraria & Kepala BPN Dinilai Nol Besar
IPW dan TPDI Apresiasi KPK Usut Dugaan Korupsi Honor Hakim Agung
Jaksa OTT Oknum Hakim “Yang Mulia” Vonis Bebas Kasus Pembunuhan
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 00:12 WIB

Soal Kasus Suap, Kejagung Berencana Periksa Tiga Hakim Agung

Jumat, 25 Oktober 2024 - 23:56 WIB

Dugaan Dewas KPK “Lindungi” Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK

Jumat, 25 Oktober 2024 - 20:39 WIB

Badai KKN Menerpa Mahkamah Agung

Jumat, 25 Oktober 2024 - 11:45 WIB

Kisah Majelis Hakim PN Surabaya “Nyambi” Kuasa Hukum Kena OTT

Jumat, 25 Oktober 2024 - 10:40 WIB

Kinerja AHY Selama Jabat Menteri Agraria & Kepala BPN Dinilai Nol Besar

Berita Terbaru

Konferensi Pers Kejagung Kasus Tiga Hakim Agung

Berita Utama

Soal Kasus Suap, Kejagung Berencana Periksa Tiga Hakim Agung

Sabtu, 26 Okt 2024 - 00:12 WIB

Tim Saber Pungli Kejagung

Berita Utama

Badai KKN Menerpa Mahkamah Agung

Jumat, 25 Okt 2024 - 20:39 WIB