BERITA SEMARANG – Bicara tentang pariwisata, harus dilakukan dengan edukasi. Ketika kita mau wisata, kita harus tahu apa yang harus kita lakukan, bagaimana wisata yang aman, wisata dengan keselamatan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi B DPRD Jateng, Muhammad Ngainirricahadl saat diskusi Prime Topic bertema ‘Mengembangkan Paradigma Pariwisata’ yang dilaksanakan di Gravity Indoor Trampolin Park Kota Semarang, Kamis (17/9/2020).
“Dengan adanya Covid-19, kondisi pariwisata di Jateng terkaget-kaget, khususnya bagi para pelaku usaha di bidang ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut dia, dampaknya juga dirasakan masyarakat, diantaranya pedagang di sekitar objek wisata dan tour travel.
“Bicara pariwisata tidak hanya refreshing, tapi juga tentang edukasi bagaimana keadaan lingkungan ini. Pariwisata bukan hanya senang-senang, tapi juga tentang edukasi,” kata Richadl.
Disebutkan, ada sejumlah tempat wisata diantaranya daerah Solo, Tawangmangu, dimana terdapat paket wisata yang bermuatan edukasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Selain itu, pariwisata yang akan dibuka kembali harus dilakukan simulasi dulu, bahwa destinasi itu aman, dipublish dengan kekuatan sosial media. Yang semula refresing saja, sekarang harus dengan wisata keselamatan,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Disporapar Provinsi Jateng, Sinoeng N Rachmadi mengatakan, paradigma new normal ini harus menjadi peran edukasi bagaimana semua pihak mengambil peran.
Sinoeng mencontohkan, Borobudur marathon yang merupakan agenda tahunan di masa pandemi sekarang ini tetap akan dilaksanakan dengan peserta 40 orang, sedang peserta lainnya mengikuti secara virtual.
“Para pendaftar akan diberi aplikasinya, pasword, dan lainnya. Peserta akan lari sendiri sampai finish sesuai rute yang ditentukan,” kata Sinoeng.
Sementara dalam perkembangan masa new normal, menurut Sinoeng butuh peran edukasi bagaimana semua pihak ikut berperan. (Nining)