BERITA SEMARANG – Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) saat ini tengah mengelola kawasan seluas 250 Ha dengan 97 investor, terdiri dari 60 perusahaan PMDN dan 37 PMA, dengan menyerap lebih dari 21 ribu tenaga kerja. Masih tersedia lahan seluas 65 Ha siap menerima investor. Hal tersebut, disampaikan, Direktur Operasional PT. KIW, Ahmad Fauzie Nur, Selasa (11/8/2020) kemarin.
Dikatakan, kabar rencana masuknya PT. CDS Asia (Alpan Lighting), sebuah perusahaan berteknologi tinggi yang bergerak di bidang industri lampu tenaga surya asal Amerika Serikat, KIW menyambut baik dan welcome untuk bergabung yang sekaligus diharapkan mampu menggeliatkan pertumbuhan ekonomi yang sempat melamban untuk bangkit kembali.
Terkait rencana pengembangan kawasan baru diluar kawasan yang sekarang sudah eksisting, Fauzie menyatakan, KIW bangga dan muncul semangat baru disaat lahan tinggal tersisa 65 Ha, KIW mendapat penugasan untuk menjadi pengembang dan pengelola Kawasan Industri Baru (KIB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak tanggung-tanggung, KIW mendapat penugasan di dua tempat, yaitu Kawasan Industri Brebes dan Kawasan Industri Terpadu Batang.
Dimana rujukannya, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal-Semarang-Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung dan Kawasan Brebes-Tegal-Pemalang.
“Kami ditugasi mengembangkan dan mengelola Kawasan Industri Brebes dimana masuk kategori Proyek Strategis Nasional (PSN),” kata Fauzie yang pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Pemasaran & Pengembangan Bisnis PT. Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) Juni 2016 – April 2018 dan sempat menjadi Kepala Divisi Terbaik JIEP tahun 2017.
Sementara, untuk penugasan kedua di Kawasan Industri Terpadu Batang, diawali keinginan Kepala Negara pada saat resmi membuka Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah pada, Selasa 30 Juni 2020.
Dibukanya kawasan industri terpadu tersebut diharapkan dapat menarik investasi dari 119 perusahaan yang berencana merelokasi pabrik dari China.
Kenapa dibuka kawasan industri di Batang ini? Satu saja jawabannya, ingin membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya.
Menurutnya, pertimbangan ini masuk akal, untuk menarik industri-industri yang akan relokasi dari Tiongkok (China) ke Indonesia, baik itu dari Jepang, dari Korea, dari Taiwan, dari Amerika, atau dari negara manapun.
“Paling tidak ada tiga komponen yang harus diperhatian yaitu pertama, harga lahan yang murah atau kompetitif, kedua, perijinan yang cepat, murah mudah dan pasti, ketiga, pelayanan yang prima,” kata dia.
Hal ini menjadi perhatian serius, dimana Presiden Jokowi menegaskan tidak mau lagi tadi ada potensi 119 perusahaan yang akan relokasi dari Tiongkok ke luar.
“Jangan sampai kita tidak mendapatkan perusahaan-perusahaan itu untuk mau masuk ke Indonesia. Jangan kalah dengan negara-negara lain. Kalau mereka memberi harga tanah Rp1 juta ya kita harus bisa memberikan harga lebih kompetitif dari itu,” ungkapnya.
Kalau mereka ngurus izin di sana 1 bulan, ya kita bisa seminggu misalnya. Kalau mereka ngurus di tempat lain seminggu, ya kita harus bisa sehari-dua hari. Harus memiliki sebuah competitiveness yang baik,” jelasnya.
Kalau tidak, sambung Fauzie, jangan sampai peristiwa tahun lalu terjadi lagi, ada relokasi dari Tiongkok 33 perusahaan kita satu pun tidak dapat (masuk ke Indonesia).
Hal ini beralasan, mengingat pada 2017, sebanyak 73 perusahaan Jepang berelokasi ke kawasan Asia Tenggara. Sebanyak 43 di antaranya memilih Vietnam, 11 perusahaan ke Thailand, dan Filipina. Sementara Indonesia hanya kebagian 10 perusahaan Jepang.
Sedang untuk Kawasan Industri Brebes, progress tetap berjalan, bahkan master plan tinggal finalisasi dan paparan ke kementerian BUMN, feasibility study atau FS finalisasi, Amdal masih proses melengkapi dokumen kerangka acuan serta Amdalalin sedang berproses. Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Brebes berjalan lancar dan sangat intens.
Dan untuk Kawasan Industri Terpadu Batang, saat ini progress-nya pembentukan konsorsium pengelola kawasan industri, tiga Perusahaan BUMN, masing-masing PT. Pembangunan Perumahan (PP), PT. Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) dan PT. Perkebunan Nasional (PTPN) IX dan juga Pemerintah Kabupaten Batang.
Gerak cepat juga dibutuhkan oleh Kementrian Perhubungan sebagai regulator untuk menugaskan PT. KAI sebagai operator merevitalisasi jalur kereta api dengan fokus Stasiun Plabuan adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Ketanggan, Gringsing, Batang. Tidak hanya merevitalisasi Stasiun Plabuan, termasuk mempersiapkan dryport.
Kementrian Perhubungan juga menugaskan Direktorat Jendral Perhubungan Laut dan PT Pelindo III untuk merevitalisasi pelabuhan tua Batang. Ini sejalan dengan gagasan Menteri Erick Thohir menarik Investasi Jepang dan AS, bakal sulap pelabuhan peninggalan Belanda terkoneksi dengan Kawasan Industri Batang. (Nining)