BERITA JAKARTA – Komponen peralatan Intelijen seharga ratusan miliar pada Direktorat Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung, diduga bukan berasal dari luar negeri, melainkan dipasok langsung dari Kota Bandung, Jawa Barat.
“Bukan (komponen) impor, tapi dari Bandung,” ucap narasumber kepada Matafakta.com, Sabtu 28 Desember 2024 kemarin di Jakarta.
Menurut pengakuannya, dalam struktur dikalangan pembisnis yang tidak tertulis, jika satu perusahaan tidak mempunyai alat yang diorder pemesan, maka perusahaan lain yang akan memasok peralatan itu melalui perusahaan yang memesannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Contoh jika lembaga Negara meminta satu mangkuk bakso, akan tetapi perusahaan itu tidak ada bahan untuk membuat bakso. Kemudian perusahaan lain yang memasok daging sapi untuk bahan pembuat bakso kepada perusahaan yang dipesan,” terang pria yang sudah 13 tahun bergelut dalam pengadan barang dan jasa itu.
Bisa jadi apa yang diungkapkan sang narasumber benar adanya. Sebab berdasarkan dokumen yang diperoleh Matafakta.com, PT. Permata Sigma Perkasa (PT. PSP) maupun PT. Anja Bangun Selaras (PT. ABS), tidak ada satupun dari kedua perusahaan itu yang khusus berbisnis pada bisnis peralatan intai.
Perlu diketahui, PT, PSP tidak hanya menjual peralatan Intelijen saja, akan tetapi menjual juga alat seperti onderdil mobil, penyewaan truk, bus, perlengkapan alat laboratorium, transportasi air dan masih banyak lagi.
Kemudian untuk PT. ABS juga berniaga perdagangan mobil bekas, reparasi mobil beserta suku cadang, aksesoris mobil, event organizer, periklanan, kehumasan dan fotografi.
Sehingga wajar saja apabila Dirut PT. PSP MG Retno Triyuliastuti dan Novyan Johan selaku Direktur PT. ABS, keduanya kompak ogah memasang papan nama perusahaan lazimnya sebuah vendor profesional sebagai penyedia alat telekomunikasi di bilangan Jakarta Selatan.
Artinya, ada sesuatu yang sengaja ditutupi oleh PT. PSP dan PT. ABS dalam kapasitasnya sebagai penyedia alat pertahanan senilai ratusan miliar milik Intelijen di Kejagung.
Bahkan kecurigaan semakin terang tatkala pihak PT. PSP sengaja menutup informasi korporasinya ketika dikonfirmasi secara tertulis pada Senin 11 November maupun saat disambangi Selasa 24 Desember 2024.
Hal yang sama juga diterapkan PT. ABS ketika dikonfirmasi pada 6 November 2024 melalui pesan singkat dan saat media ini mendatangi perusahaan yang masih satu bangunan dengan PT. Spartan Eragon Asia (SEA) yang bergerak di bidang Migas.
Selain itu kecurigaan lainnya untuk persyaratan kualifikasi teknis, perusahaan pemenang tender diduga telah berkoordinasi dengan lembaga pendidikan untuk “membeli” para ahli teknologi informasi.
Hal tersebut, dilakukan demi melengkapi persyaratan yang diminta lembaga Negara atau Kementerian.
“Kami juga membeli pakar teknologi informasi di lembaga pendidikan,” pungkasnya. (Sofyan)