Teguran Tertulis Bawas MA “Dicuekin” Oknum Juru Sita PN Jaksel

- Jurnalis

Sabtu, 1 Juni 2024 - 06:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Foto: Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

BERITA JAKARTA – Advokat Raden Nuh akhirnya membuat surat terbuka kepada Ketua Mahkamah Agung (MA) perihal tingkah laku oknum juru sita berinisial MHN di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) yang konon meminta “upeti” sebesar Rp1 miliar.

Permintaan dana tersebut diduga bertujuan untuk keperluan penetapan sita eksekusi pengosongan rekening di Bank Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) Jakarta pada 7 Juni 2021 Pukul 16.00 WIB disebuah rumah makan tak jauh dari PN Jaksel.

“Bayar Rp400 juta di depan sebelum penetapan eksekusi diteken Ketua. Sisanya Rp600 juta masing-masing Rp300 juta dibayar setelah eksekusi tahap I dan tahap II dijalankan. Sekian,” ucap Raden Nuh menirukan permintaan oknum juru sita PN Jaksel kepada Matafakta.com, Jumat (31/5/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut pengakuan Raden Nuh, pihaknya selaku kuasa pemohon, memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan untuk melakukan eksekusi putusan Nomor: 91/Pdt.G/2021/Pn.Jkt.Sel pada tanggal 7 Juni 2021.

“Dimana penetapan eksekusi baru diterbitkan oleh Ketua Pengadilan pada tanggal 27 Oktober 2021. Atau 4 bulan sejak permohonan diajukan dan baru dijalankan pada Februari 2022 atau delapan bulan kemudian,” ungkapnya.

Baca Juga :  MAKI Mencurigai Ada "Sesuatu" Dalam Rencana Pengampunan Koruptor

“Itu pun uang hasil eksekusi ditahan oleh Ketua PN Jaksel dengan berbagai alasan yang tidak sah,” tambah Raden Nuh.

Kemudian, lanjut Raden Nuh, eksekusi pengosongan rekening pada Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) Jakarta, baru dijalankan pada 20 April 2022. Akan tetapi uang dalam rekening baru diserahkan Ketua PN Jaksel pada 10 Oktober 2022.

“Dihabiskan waktu satu tahun oleh Pengadilan hanya untuk menuntaskan eksekusi pengosongan rekening pada satu bank. Dimana eksekusi yang dijalankan pun tidak sesuai ketentuan Undang-Undang,” ujarnya.

“Isi putusan juga tidak sesuai dengan ketentuan dalam penetapan eksekusi yang diterbitkan Ketua Pengadilan sendiri yang mana mengakibatkan timbul kerugian yang dialami penggugat atau pemohon eksekusi,” sambungnya dengan nada kecewa.

Raden Nuh menduga sikap dan perilaku oknum Ketua PN Jaksel berkolusi dengan termohon eksekusi atau tergugat. Sebab sejak Putusan Nomor: 91/Pdt.G/2021/PN.Jkt,Sel dibacakan pada 14 April 2021, hingga sekarang Mei 2024, PN Jaksel hanya mampu menjalankan eksekusi pengosongan rekening pada satu bank.

Baca Juga :  Ini Kata Alvin Lim Jawab Sindiran Hotman Soal Harta, Karir dan Reputasi

“Kita mensinyalir jelas cara ini tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan terkesan berlarut-larut hingga merugikan pemohon eksekusi,” imbuhnya.

Mirisnya lagi, tambah Raden Nuh, teguran secara tertulis Badan Pengawas Mahkamah Agung maupun Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, seolah tak mampu merubah prilaku oknum Ketua PN Jaksel.

“Faktanya eksekusi putusan tetap mandek, praktik suap dan menunda-nunda penuntasan eksekusi tetap terjadi, keadilan dan kepastian hukum makin jauh dari jangkauan para pencari keadilan,” pungkas Raden.

Sementara saat dimintai tanggapannya, Humas PN Jaksel, Djumyanto meminta agar oknum juru sita MH, dilaporkan ke Badan Pengawasan di Mahkamah Agung untuk ditindaklanjuti.

“Jika benar ada oknum juru sita PN Jaksel seperti itu, silahkan laporkan ke fungsi pengawasan di MA atau lembaga pengawasan lainnya agar ditindaklanjuti,” pungkas Djumyanto. (Sofyan)

Berita Terkait

Kantor PT. PSP Pemenang Tender Ratusan Miliar Alat Intelijen Mencurigakan
Hasto Ditetapkan Tersangka “Akankah Megawati Mendatangi KPK?”
Rekam Jejak Oknum PT. BNI Dalam Pusaran Korupsi di Indonesia
Wacana Pemberian Pengampunan Koruptor Dinilai Diskriminatif
MAKI Himbau Presiden Prabowo  Soal Tata Kelola Keuangan yang Baik
Alvin Lim Imbau Dinsos Tutup Yayasan Milik Novi Pratiwi
MAKI Mencurigai Ada “Sesuatu” Dalam Rencana Pengampunan Koruptor
Ini Kata Alvin Lim Jawab Sindiran Hotman Soal Harta, Karir dan Reputasi
Berita ini 81 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 24 Desember 2024 - 13:46 WIB

Kantor PT. PSP Pemenang Tender Ratusan Miliar Alat Intelijen Mencurigakan

Senin, 23 Desember 2024 - 16:39 WIB

Rekam Jejak Oknum PT. BNI Dalam Pusaran Korupsi di Indonesia

Minggu, 22 Desember 2024 - 23:10 WIB

Wacana Pemberian Pengampunan Koruptor Dinilai Diskriminatif

Minggu, 22 Desember 2024 - 22:06 WIB

MAKI Himbau Presiden Prabowo  Soal Tata Kelola Keuangan yang Baik

Minggu, 22 Desember 2024 - 21:53 WIB

Alvin Lim Imbau Dinsos Tutup Yayasan Milik Novi Pratiwi

Berita Terbaru

Keterangan: Foto diambil dari Media Online Gowatallonews.com

Seputar Bekasi

FKMPB Menyindir, Bukan Desa Sumberjaya Kalau Tidak Ramai Persoalan

Kamis, 26 Des 2024 - 12:09 WIB

Surat FKMPB

Seputar Bekasi

Soal Polemik Desa Sumberjaya, FKMPB Kembali Layangkan Surat ke DPMD

Kamis, 26 Des 2024 - 11:10 WIB

Ilustrasi

Berita Ekonomi

Ekonomi Lesu di 2025? Ada Berkah Terselubung

Rabu, 25 Des 2024 - 08:32 WIB