BERITA JAKARTA – Reaksi beberapa anggota Komando Distrik Militer (Kodim) menyikapi atas pernyataan Anggota DPR RI, Effendi Simbolon dalam rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI adalah reaksi diluar kelaziman.
“Disaat TNI masih bernama ABRI di era Presiden Soeharto pun, tak pernah ada reaksi seperti ini yang dilakukan komando teritorial, bahkan setingkat Kodim,” ujar Koordinator Siaga 98, Hasanuddin, Rabu (14/9/2022).
Menurut dia, reaksi ini terlihat spontan, namun justru berbahaya. Sebab diluar tradisi TNI yang teguh pada garis komando serta tidak dikenal istilah reaksi spontan dan kebebasan dalam menyampaikan respon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam hal TNI merasa berkeberatan terhadap pernyataan Effendi Simbolon, maka dalam garis komando semestinya menjadi kewenangan KSAD untuk menjawab dan atau meminta penjelasan. Itupun dengan prosedur tertentu.
“Kami berharap, terhadap peristiwa ini, Anggota DPR RI, Effendi Simbolan dan KSAD dapat segera bertemu meluruskan reaksi ini dan menyelesaikan masalah ini dengan cepat,” sarannya.
Sebab tambahnya, apa jadinya jika komando teritorial dapat menyampaikan reaksinya secara langsung dan berdiri sendiri-sendiri diluar garis komando.
Selain itu, DPR adalah wakil rakyat, lembaga terhormat, begitu pula TNI adalah bagian negara dan rakyat. Sama-sama rakyat jangan ada pertentangan dan dipertentangkan.
“Tak ada prajurit yang bersalah, selain komando tertinggi melepaskan beban tanggung tanggungjawab,” pungkasnya. (Sofyan)