BERITA JAKARTA – Penyelidikan kasus dugaan korupsi penyelenggaran Formula E oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Gubernur DKI Anies Baswedan.
Kehadiran Anies di gedung merah putih hari ini, Rabu 7 Agustus 2022, guna dimintai keterangannya oleh penyidik KPK mengenai seputar adu balap mobil listik yang konon sarat kontroversial.
Dalam pandangan Advokat OC Kaligis, proyek mercu suar Formula E sama sekali bukan janji kampanye Pilgub Anies Baswedan pada 2017 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebagai warga DKI, masalah pokok yang dihadapi Kota Jakarta adalah persoalan banjir. Termasuk janji Anies Baswedan soal penyediaan pondok, rumah murah 0 rupiah bagi rakyat miskin,” ujarnya dalam siaran persnya, Rabu (7/9/2022).
Ia mengatakan teori mengatasi banjir yang disampaikan Anies kepada warga DKI sangat sederhana. Yaitu air hujan yang turun dari langit, pasti masuknya kedalam tanah, sehingga Jakarta tak akan banjir lagi.
“Pertanyaannya apakah selama kepemimpinan Anies, Jakarta sudah bebas banjir?” tannya pengacara senior yang sudah banyak mencetak pengacara-pengacara besar ini.
Dia juga menyoroti dugaan kasus Anies Baswedan yang lolos pengamatan media seperti kasus pembelian lem Aibon sebesar Rp82 miliar. Kemudian anggaran pengadaan pulpen Rp123, pembangunan jalur sepeda Rp73 miliar, pameran buku di Frankfurt tahun 2015 Rp146 miliar. Dan terakhir dugaan kasus Formula E.
“Dimana dari sejak semula lokasi Formula E adalah di monumen nasional (Monas), tetapi batal karena untuk penentuan lokasi saja Anies disinyalir tidak berkonsultasi dengan pejabat terkait.
Selain itu, penebangan pohon di Monas, pembangunan sirkuit Formula E di Ancol yang membengkak karena pinjaman uang ke bank untuk kewajiban pelunasan kepada pihak FEO dan pihak terkait.
“Semuanya menjadi pertanyaan hukum yang tentunya termasuk ke ranah pembangunan hukum yang berkeadilan tanpa tebang pilih, sesuai himbauan Bapak Presiden Jokowi,” tuturnya.
Selain itu ayah dari selebritis Velove Vexia, juga membahas mengenai perubahan nama jalan di sebagian Kota Jakarta menjadi nama-nama pesohor asli Betawi.
“Penduduk DKI dipaksa mengganti alamat KTP, Kartu Keluarga serta data-data administrasi lannya. Rumah sakit berganti nama jadi Rumah Sembuh. Lalu bagaimana dengan nama proyek mercu suar Anies, seperti stadion sepak bola Jakarta Internasional Stadium?,” imbuh dia.
“Mengapa bukan diberi nama stadion sepak bola Benyamin Sueb, penyanyi Betawi legendaris Indonesia yang lebih dikenal oleh masyarakat Betawi?,” sambungnya.
Bahkan robohnya pagar Stadion JIS pun menimbulkan biaya pemulihan pembangunan dan konon seluruh biaya stadion JIS mencapai Rp4,5 triliun.
OC Kaligis mengatakan sempat bingung mendengar nama stadion sepak bola JIS. Sebab katanya, pada era tahun 1980 ia pernah menjadi penasehat hukum JIS, singkatan Jakarta Internasional School di Terogong Jakarta Selatan.
“Pasti bagi masyarakat Betawi nama JIS tidak lazim masuk ke pendengaran mereka,” pungkas OC. (Sofyan)