BERITA TANA TORAJA – Diluar dugaan, Kabupaten Tana Toraja (Tator) ternyata meraih peringkat ‘kanjolli’ alias paling rendah dari 9 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan dalam penilaian kinerja terkait Lokus Pelaksanaan Konvergensi Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi tahun 2020, berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Selatan bernomor: 2342/X/Tahun 2020.
Peringkat masing-masing daerah otonom yang mendapat penilaian antara lain, peringkat I Kabupaten Gowa dan Takalar dengan skor sama, yakni 38, disusul peringkat II kabupaten Sinjai, Jene’ponto dan Toraja Utara dengan skor 37, kemudian Pinrang peringkat III dengan skor 36, Pangkep peringkat IV skor 33, Selayar skor 32 sebagai peringkat V dan juru kunci ditempati Kabupaten Tana Toraja.
Dengan hasil yang diraih ini, maka Pemerintah Daerah (Pemda) Tana Toraja setidaknya dinilai gagal dalam melaksanakan sebagian program yang ada di bidang kesehatan khususnya menyangkut penanganan Stunting (Gizi Kronis) sebagaimana dicanangkan Pemerintah Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fakta inipun, dinilai tidak sinkron dengan program Pilar Pembangunan sebagai program unggulan Nicodemus Biringkanae bersama Victor Datuan Batara (NIVI). Program NIVI yang bertagline “Jangan Biarkan Rakyat Sakit” tersebut tampaknya hanya lip service, karena kegagalannya dalam menangani Stunting
Menanggapi tersebut, salah satu Tokoh masyarakat Toraja, Benyamin Tipasara’pang mengatakan, masalah ini paling tidak berdampak pada NIVI sebagai pasangan calon Incumbent pada Pemiliha Kepala Daerah (Pilkada) Tana Toraja Desember mendatang.
“Ini bisa jadi salah satu parameter masyarakat masih mendukung dan memilih incumbent atau tidak. Saya kira ini tantangan bagi NIVI,” kata Benyamin melalui pesan whatsapp kepada Matafakta.com, Selasa (20/10/2020).
Lebih jauh, pengamat politik lokal ini, mengatakan, sebagai Petahana, NIVI memang harus berjuang ekstra mempertahankan singgasananya agar tetap bertahan dan memenangkan kontestasi dalam pesta demokrasi Desember mendatang.
“Memang sudah begitu, ibarat tinju, lebih berat mempertahankan juara dari pada merebut juara. Sama halnya NIVI tentu berat. Beda dengan penantang lebih ringan dan enteng, apalagi tanpa beban,” pungkasnya. (Tommy Tiranda)