BERITA SEMARANG – Pendidikan karakter, harus dimulai sejak kecil. Namun ketika anak mulai tumbuh besar, akan dipengaruhi lingkungan.
Hal itu dikatakan Kepala Kesbangpol Provinsi Jateng, Haerudin saat diskusi Prime Topic bertema ‘Memperkuat Karakter Bangsa’ yang digelar di Noormans Hotel Semarang, Rabu (14/10/2020).
Menurutnya, keteladanan adalah sesuatu yang mudah diucapkan, namun susah dilaksanakan. Dalam keteladanan, harus dilakukan secara subjektif, yakni pemimpin harus memberi contoh yang baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jadi muatan bagi pemimpin dalam membuat kebijakan berdasar nilai dan norma, dan menggambarkan gotong royong,” ujarnya.
Dikatakan bahwa karakter anak bangsa dipengaruhi lingkungan pergaulan, kerja atau rumah tangga.
“Misalnya eks teroris dulunya orang baik. Akan tetapi dengan adanya arus globalisasi dan kebebasan informasi tentu mempengaruhi dan cuci otak, maka akan terjerumus menjadi teroris,” kata Haerudin.
Namun setelah mereka sadar (eks teroris), sambungnya, dia mengaku salah pergaulan. Maka harusnya karakternya adalah Pancasila.
Haerudin berpesan kepada masyarakat, agar memviralkan berita positif, sebagai bukti cinta kepada Jateng dan NKRI.
“Jangan ikuti berita hoax, tapi viralkan berita positif sebagai bukti bahwa kita cinta NKRI,” tandasnya.
Sementara Komisi A DPRD Provinsi Jateng, ST. Sukirno mengatakan, dalam memperkuat karakter bangsa bukan hanya tugas satu badan, tetapi merupakan tugas semua lini.
Disebutkan, Pancasila sebagai karakter bangsa Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, dan merupakan rumusan serta pedoman berbangsa dan bernegara.
Karena Pancasila merupakan nilai-nilai luhur bangsa yang seharusnya menjadi rujukan utama untuk mendidik anak bangsa
“Cinta kepada negara itu bukan menerima, tetapi memberi yang terbaik pada negara,” pungkasnya. (Nining)