BERITA SEMARANG – Perlindungan Keanekaragaman Hayati Gunung Ungaran menjadi program kegiatan dari PT. Indonesia Power (IP) Semarang. Program tersebut, merupakan kerjasama antara PT. IP Semarang bersama Perguruan Tinggi UNNES, Perhutani dan juga Kementerian Lingkungan Hidup.
“Lokasi yang kita pilih di Gunung Ungaran tidak terlalu jauh dari PT. IP. Disini banyak yang bisa dikembangkan, ada aspek budaya, aspek pendidikan dan lingkungan,” kata Supervisor Senior Keamanan dan Humas, PT. IP Semarang, Darmawan Hendro, Kamis (27/8/2020).
Disampaikannya, diwilayah Ungaran ada beberapa tanaman yang dikelola agar kelestarian alam tetap tejaga. “Kita juga bisa memberi edukasi ke masyarakat, bahkan kepada anak cucu kita, bahwa kelestarian alam penting untuk pembangunan berkelanjutan,” jelas Darmawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Darmawan, program yang bekerjasama dengan UNNES dan Kementrian Kehutanan ini dilaksanakan agar simbiosis antara masyarakat dan lingkungan bisa tetap terjaga.
“Ini tahap awal, tahun pertama kita laksanakan di Gunung Ungaran. Kita berharap tiga atau empat tahun kedepan bisa melihat hasilnya. Seperti tadi ada 17 jenis bibit anggrek, tanaman nogosari dan lainnya. Kedepan bisa jadi ikon disini, tidak punah dan ikut terjaga kelestariannya,” ujarnya.
Sementara, Ketua LPPM UNNES, Nana Kariada menyampaikan, dengan program ini, Perguruan Tinggi UNNES mempunyai kontribusi di Gunung Ungaran. “Karena di Gunung Ungaran memang tempat pendidikan, penelitian, dan pengabdian, yang ketiganya bisa kita tuangkan di sini,” ujar Nana.
Menurutnya, berkat dukungan dari PT. IP program ini bisa berjalan lebih baik dan untuk jangka panjang sudah roadmap. “Roadmapnya tahun pertama apa, tahun kedua apa, sampai harapannya masyarakat bisa mandiri,” imbuhnya.
Dengan program ini, sambung Nana, masyarakat bisa lebih berperan dan mempunyai tanggungjawab serta mempunyai rasa memiliki.
Nana mengaku, selama ini belum menemui tantangan, karena masyarakat di sini semua mendukung adanya program Keanekaragaman Hayati. “Target paling tidak 4 tahun bisa dilihat hasilnya dan ke depan kita akan selalu melakukan penetitian,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan pelatihan budidaya anggrek spesies dan anggrek budidaya yang diikuti masyarakat sekitar.
Sementara, untuk dukungan PT. IP pada pendidikan konservasi, sebagai pedoman pembejaran anak-anak SD dibuatkan buku saku yang bertujuan mengenali konservasi keanekaragaman hayati Gunung Ungaran.
Sedangkan pada konservasi anggrek, agar lebih menjaga dan mengenalkan keberadaan berbagai jenis anggrek, dan akan dibangunkan greenhouse yang nantinya berperan sebagai rumah anggrek.
Ada juga pembuatan baleho dan buku sebagai sarana sosialisai terhadap konservasi di Gunung Ungaran tentang flora dan fauna yang dilindungi dan larangan perburuan. (Nining)