BERITA BONDOWOSO – Kelompok Studi Bintang Bondowoso (KSBB), M. Anshori, melayangkan surat ke Gubernur Jawa Timur, Khofiffah Indar Parawansa, terkait kinerja Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Syaifullah yang dinilai sibuk mengurusi persoalan pribadinya, pasca ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengancaman kekerasan atau pembunuhan.
KSBB menilai, Syaifullah merasa sebagai orang kuat dan sering meng-klaim mempunyai banyak relasi dengan para pejabat tinggi negara, maka sering mengabaikan Instruksi dan tugas dari Bupati Kabupaten Bondowoso. Bahkan, prilaku Syaifullah terkesan lebih berkuasa dari pada Bupati.
“Karena, Sekda Syaifullah sering menyatakan, bahwa beliau adalah tim sukses Ibu Khofifah yang akhirnya terpilih menjadi Gubernur Jawa Timur. Maka Syaifullah merasa, tidak perlu patuh pada Bupati Bondowoso,” kata, M. Anshori, Kamis (13/8/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satunya, Sekda Syaifullah mendapatkan instruksi langsung dari Bupati, Salwa Arifin untuk melakukan Open Bidding atau lelang jabatan disejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kosong, namun sampai sekarang perintah itu belum juga dilaksanakan, Saifullah.
Pria yang kini, berstatus tersangka kasus ancaman pembunuhan terhadap mantan Kepala BKD, Alun Taufana ini beralasan bahwa setiap hendak melaksanakan Open Bidding, selalu ada hal yang harus dikerjakan. Padahal, keberadaan Open Bidding jauh lebih penting dilaksanakan demi berjalannya roda birokrasi yang sehat dan kuat.
Ketika awak media bertanya, lanjut, Anshori, Sekda Syaifullah, tidak pernah mau menjelaskan, kesibukan apa yang dimaksud, sehingga tidak bisa dengan maksimal menjalankan tugas dan bahkan mengabaikan Instruksi Bupati untuk kegiatan yang sangat penting untuk pembangunan di Bondowoso.
Untuk itu, tambah, Anshori, KSBB memohon agar Sekda Syaifullah untuk sementara dinon-aktifkan dari jabatannya sebagai Sekda kabupaten Bondowoso, sampai kasus hukumnya selesai. Jika tidak, maka banyak program pembangunan di Bondowoso yang terhambat.
“Sebab, saat ini Sekda Syaifullah sering melalaikan tugas dan mengabaikan instruksi Bupati untuk menata pembangunan, karena sibuk mengurusi masalah pribadinya yang kini berstatus jadi tersangka,” pungkasnya. (Indra. P)