BERITA BEKASI – Pandemi global virus Corona atau Covid-19 ikut memberikan dampak pada sektor sosial ekonomi maysarakat, salah satunya usaha kecil atau rumahan pembuat tempe di Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kepada Matafakta.com, pelaku usaha kecil atau rumahan pembuat tempe, Muhammad Anies mengatakan, saat ini kelangsungan usaha dan pendapatan tempenya terus merosot sejak pandemi Covid-19 datang beberapa bulan yang lalu.
“Sebelum pandemi, produksi tempe saya 70 kilogram perhari. Sekarang ini, produksi tempe saya hanya 30 kilogram perhari turun 50 persen,” kata Anies saat berbincang ditempat usahanya, Senin (2/11/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diakui Anies, selain pandemi saat ini persaingan usaha tempenya di pasaran pun semakin ketat. Bahkan sekarang ini, ada salah satu perusahaan besar tempe dari Kabupaten Bogor sudah memasuki pasaran tempe ke Kabupaten Bekasi.
“Bisa hancurin harga pasaran tempe pedagang kecil. Dari ketebalan tempenya pun juga sudah beda, bahkan dengan memasarkan tempe ke konsumen pedagang dengan sistim tempe di taro dulu tidak habis bisa di balikin lagi,” ungkapnya.
Agar usahanya, sambung Anies, tetap bertahan dari gempuran pasaran tempe dan pandemi Covid-19 saat ini terus menjaga kualitas tempe tersebut, walaupun pendapatan nya terus merosot.
“Terpenting komenikasi dengan konsumen, menjaga kualitas tempe dan tepat waktu. Walaupun, banyak pelanggan tempe saya gulung tikar akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.
Anies pun berharap, ditengah menghadapi usaha tempenya semakin merosot agar mendapat kemudahan bantuan bagi usaha kecil atau rumahan, seperti bantuan UMKM yang terdampak Covid-19.
“Sudah di data oleh RT setempat, tinggal menunggu informasi selanjutnya. Ya, semoga rezeki saya dapat bantuan modal,” pungkasnya. (Usan)