Andre Hariyanto: Melangkah Jauh Ringan, Melangkah Shalat Berat

- Jurnalis

Kamis, 4 Maret 2021 - 15:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SETIAP Muslim laki-laki wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan karena padanya ada keutamaan. Karena begitu mulianya amalan memuliakan masjid, Allah Ta’ala sampai menyifati orang – orang yang memakmurkan masjid – masjid-nya sebagai orang – orang mukmin. Sebagaimana dalam firman-Nya:

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan, termasuk golongan orang – orang yang mendapat petunjuk,” (At-Taubah: 18)

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu melihat orang rajin mendatangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya serta yang lainnya).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mari kita mencintai masjid, memakmurkannya dan menjadikannya sebagai sarana untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Seseorang yang mencintai sesuatu pasti hatinya akan selalu terpaut pada hal tersebut. Begitu pula kecintaan terhadap masjid. Beginilah sejatinya cinta yang hakiki.

Ada 7 golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah; salah satunya ialah seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dicari pemuda Masjid

Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Bahkan, ketika Rasul hijrah dan sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian dinamai masjid Nabawi.

Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak muda Muslim semestinya memiliki perhatian dan kecintaan yang besar terhadap masjid. Kecintaan yang besar kepada masjid akan membuat kita memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pemakmurannya.

Memakmurkan masjid bukan semata tugas si penjaga masjid. Pemuda Muslim pun wajib ambil bagian. Namun, sedih sekali ketika mengetahui masjid yang jumlahnya banyak, namun minim jamaah.

Sedih sekali hati kita ketika mengetahui masjid hanya diisi oleh segerombolan kakek sepuh yang cukup usia. Suara azannya jauh dari kata merdu.

Hanya segelintir pemuda yang terlihat memadati pojokan masjid ataupun mushalla. Kemana para pemuda-pemudi dan muslim lainnya? Kita semakin sadar, jarang sekali terdengar suara azan yang tangkas, cadas, dan tegas yang dilafazkan anak-anak muda.

Ironis, ketika penulis pernah mendengar cerita dari kakek sepuh sekaligus takmir disebuah mushalla.

“Di Mushalla ini Kakek yang adzan, kakek yang iqamat, kakek yang imam, sekaligus makmum”. Kakek itu tetap sendirian. Kata-katanya mengisyaratkan kesedihan.

Sungguh fenomena tersebut benar-benar ada. Banyak kita dapati masjid atau mushalla khususnya di tengah kota. Namun sepi dikala waktu shalat 5 waktu. Dimana diri kita saat adzan berkumandang, padahal panggilan cinta Allah memanggil kita?.

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya,” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah).

Tidak terpungkiri tidak sedikit masyarakat muslim lebih senang nongkrong di warung kopi ataupun café-cafe ketika waktu shalat tiba. Kumandang azan sama sekali tak dipedulikannya.

Ada juga yang ramai menggelar nobar (nonton bareng) sepakbola di malam hari dengan niatan silaturahim. Namun berbalik sedih jika aktivitas tersebut mengakibatkan lalai di waktu subuh.

Nun di sini, masjid-masjid masih terlihat sepi. Kumdangan azan terabai. Kemana sekelompok generasi muda dan pemegang kejayaan Islam?.

Rela menempuh jarak jauh tuk sekadar cari hiburan dan seru-seruan. Namun letoy melangkah hanya sekian meter ‘tuk penuhi seruan adzan. Beginikah tren pemuda kekinian? Naudzubillah min dzaalik.

Oleh: Mas Andre Hariyanto, Founder Komunitas Taklim Jurnalistik & Owner AR Learning Center

Berita Terkait

Maknai Hari Pahlawan, Ini Kata Ketua RW di Bekasi Sahid Sutomo
Tawon Vespa Resahkan Warga Kampung Walahir Kabupaten Bekasi
Soal Video Mumtaz, Pengamat: Hanya Mengejar Elektabilitas Digital Semata
Dapat Rutilahu, Warga Karang Reja Pebayuran Ucapkan Terimakasih
Kasus Isoman, Walikota Bekasi Kumpulkan Para Pejabat Pemkot Bekasi
Kades Cipayung Bekasi H. Ajan Ajak Masyarakat Giat Bersih Lingkungan                
Yayasan Baraka Tersendat Biaya Perakitan Lamborghini Veneno
Hutang Rp150 Miliar Infrastruktur Apakah Sebuah Solusi?
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 23 April 2024 - 19:46 WIB

Tunggak Kontribusi, Pemkot Bekasi Ambil Alih Pengelolaan Pasar Pondok Gede

Minggu, 21 April 2024 - 17:53 WIB

Kong Mpe Ajak Masyarakat Kabupaten Bekasi Sukseskan MTQ Tingkat Provinsi Ke-38

Sabtu, 20 April 2024 - 13:44 WIB

Balon Walikota Bekasi Adi Bunardi Minta DPC PDIP Siapkan Panggung Debat

Sabtu, 20 April 2024 - 13:22 WIB

Jelang Pilkada, JNW: Sikap FKUB Kota Bekasi Beraroma Politis

Sabtu, 20 April 2024 - 12:40 WIB

Ade Kuswara Kunang Daftar Calon Bupati Bekasi Dari PDI Perjuangan

Jumat, 19 April 2024 - 14:48 WIB

Eskalasi Menguat, Pro dan Kontra Pj Bupati Bekasi Bermunculan

Kamis, 18 April 2024 - 20:49 WIB

Loyalitas Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto Terhadap Partai Disoal

Kamis, 18 April 2024 - 17:54 WIB

Bakal Calon Walikota Bekasi Adi Bunardi Sambangi Kantor IWO Kota Bekasi

Berita Terbaru

Aksi Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia di Mahkamah Agung

Berita Utama

Menangkan Buronan, Karyawan PT. PRLI Minta 3 Hakim MA Diusut

Selasa, 23 Apr 2024 - 19:07 WIB